Puisi Bernostalgia dengan Cerita Ketupat dan Lontong

- 17 April 2023, 08:14 WIB
Ketupat Lebaran.
Ketupat Lebaran. /Foto : Pixabay

Lontong yang asli selongsong dari daun pisang mengingatkan pada pohon pisang mengingatkan pada buah pisang yang ajaib menguatkan tulang dan tubuh yang membuat pemuda Afrika dan keturunan Afrika bisa bermain dan merajai lapangan piala dunia.

Buah pisang mengingatkan pada kolak bulan suci, mengingatkan selai pisang yang dijual pedagang di kereta api jalur selatan Jawa sebelum kaum neo liberal berkuasa melarang warga desa dan masyarakat miskin mengais rejeki di dalam kereta api yang tengah berjalan dengan bunyi dan irama roda besi menghantam sambungan rel terdengar amat indah bercampur teriakan pedagang asongan yang naik stasiun tertentu dan turun di stasiun lainnya dekat rumah mereka.

Lontong juga mengingatkan pada gethuk pisang buatan orang orang Madiun, ledre pisang buatan Bojonegoro dan keripik pisang buatan warga dekat tempat wisata mana saja.

Mengingat itu semua, ketika makan lontong sayur opor pas Lebaran terasa lebih nikmat karena leluhur kita dulu ternyata ahli bersyukur memanfaatkan hasil kemakmuran bumi. Demikian juga ketika menikmati ketupat Lebaran yang melambangkan masih utuhnya pergaulan karena permaafan dan persaudaraan.

Ketupat atau lontong? Aku memilih semua, dimakan bergantian di hari berbeda sambil membayangkan bagaimana kemakmuran bumi oleh leluhur digarap secara jujur sehingga betul betul melahirkan keberkahan dan ngrejekeni dan bisa dinikmati secara adil dan beradab bersama sama.

Alangkah indah memandang ketupat dan lontong yang bukan saja terhidang di meja makan, tetapi juga terhidang di dalam hati kita semua. Lebih-lebih di Hari Raya Idul Fitri ini.
2023. ***

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x