Sejumlah akademisi lain juga menghadirkan pandangan terkait hasil riset indeks kualitas program televisi, antara lain Dr Rustono Farady Marta SSos MMed Kom. (USNI) untuk kualitas program anak, Dr Devie Rahmawati MHum (Universitas Indonesia) untuk program wisata budaya, dan Dr Trie Damayanti SSos MSi (Universitas Padjajaran) untuk program talkshow.
Diskusi Releksi dan Rekomendari IKPSTV merupakan wadah yang diberikan KPI Pusat untuj memberikan masukan dan rekomendasi dari kalangan akademisi agar dapat mengembangkan riset yang lebih baik lagi ke depan. Selain itu, kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan catatan-catatan evaluasi mengenai hasil IKPSTV Periode II Tahun 2023 dan menjadi titik awal kerja sama antara KPI dengan ISKI dan UMB.
Baca Juga: Sukses Lewat Serial Televisi, Verona Pictures Bermetamorfosis ke Industri Perfilman Nasional
”Dengan sudah dilaksanakannya migrasi penyiaran dari analog ke digital (ASO), KPI berencana melakukan pengembangan IKPSTV menjadi Indeks Penyiaran Indonesia (IPI) pada tahun 2025. IPI berupaya melakukan pemeringkatan iklim industri penyiaran setiap provinsi dengan dimensi diversity of content (misal kualitas isi siaran dan minat publik) dan diversity of ownership (misal kepemilikan media, dukungan pemerintah provinsi, kepatuhan lembaga penyiaran dan dukungan swasta). Sehingga pelaksanaan IPI nantinya akan melibatkan lebih banyak mitra perguruan tinggi,” harap Amin Shabana SSos MSi, Komisioner KPI Pusat. ***