Desakan Nahdliyyin untuk MLB NU Semakin Menguat Paska Pemecatan KH Marzuki Mustamar

- 7 Januari 2024, 19:02 WIB
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli Lc MA (kiri).
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli Lc MA (kiri). /Foto : IG @imamjazuli76

DESK DIY - Pemecatan yang dilakukan PBNU atas Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar berbuntut panjang. Tidak saja mengundang tanda tanya dan polemik di tingkat para kiai, tetapi juga menghidupkan gema MLB (Muktamar Luar Biasa) dari akar rumput Nahdliyyin untuk melengserkan Gus Yahya.

Menurut Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli Lc MA, gema MLB terkait pemecatan KH Marzuki Mustamar oleh PBNU adalah gerakan moral yang dilandasi oleh tiga alasan yang sangat kuat.

Ketiga alasan itu menurut kiai penyuka kaos oblong ini terkait dengan tradisi penghormatan di Nahdliyyin terhadap posisi kiai sepuh. “Salah satu bentuk penghormatan terhadap Kiai Sepuh adalah tidak adanya sejarah pemecatan pengurus NU,” kata KH Imam Jazuli serius dalam keterangan, Minggu 7 Januari 2024.

Baca Juga: Arilangga Perkenalkan Gibran Pada Peserta Senam Gemoy

Menutut Kiai Jazuli, peran para alim ulama dan kiai dalam tradisi NU sangat sentral, sebagai kompas kehidupan warga Nahdliyyin, dan panutan dalam setiap tindakan. 'Karena itulah, memuliakan alim ulama dan kiai sepuh seperti Kiai Marzuki Mustamar adalah kewajiban moral semua warga Nahdliyyin," ujarnya.

Alasan kedua, Kiai Jazuli melihat ada ketidakadilan yang dilakukan PBNU. Selama ini, dukungan KH Marzuki Mustamar terhadap Paslon 01 (AMIN), yang dinilai berseberangan dengan Ketum PBNU, lebih bersifat dukungan pribadi, tidak mengerahkan instrumen dan fasilitas PWNU. Banyak kiai, bahkan pengurus PBNU melakukan itu. Apa yang dilakukan oleh Kiai Marzuki Mustamar tidak separah yang dilakukan oleh para pengurus NU yang nyata-nyata gabung ke TKN.

“Andaikan Kiai Marzuki Mustamar memang salah di mata Ketua Umum PBNU, mengapa pemecatan yang sama tidak dilakukan kepada elite-elite dari Banom NU? Padahal, mereka juga memiliki posisi yang sama seperti Kiai Marzuki di NU, walaupun posisinya di Banom. Ketidakadilan dan inkonsistensi ketua umum terhadap aturan AD/ART organisasi tercium publik,” jelasnya kepada wartawan.

Baca Juga: Imbauan Co-captain Timnas AMIN untuk Presiden Jokowi agar Pemilu Berjalan Jujur dan Adil

Terakhir, menurut Pengasuh Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 ini bahwa di AD/ART PBNU memungkinkan terjadinya MLB, sebab Pasal 74 ayat (1) menyebutkan bahwa Muktamar Luar Biasa (MLB) dapat diselenggarakan apabila Rais 'Aam dan/atau Ketua Umum Pengurus Besar melakukan pelanggaran berat terhadap ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Dan dalam ayat (2), MLB bisa diselenggaran atas usulan 50+1% dari jumlah wilayah dan cabang.

Tren menguatnya gema MLB atas kepemimpinan Gus Yahya, khususnya terkait perlakuannya terhadap KH Marzuki dan KH Abdus Salam Shohib, menurut Kiai Imam Jazuli dapat dilihat dari reaksi netizen.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah