Network
DESK DIY - Pernyataan Chief Operating Officer PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi, menjadi gebrakan dalam pemahaman tentang masa depan energi Indonesia. Menurutnya, Dewan Energi Nasional (DEN) telah mengakhiri perdebatan panjang selama tiga dekade mengenai pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.
Baca Juga: DEN Resmi Launching Energy Transition Conference & Exhibition 2023
Effendi menekankan bahwa perdebatan apakah Indonesia harus menggunakan energi nuklir atau tidak telah selesai. DEN berperan penting dalam merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. "Kalau bukan karena DEN yang sekarang, maka mungkin kita masih berdebat terus, perlu nuklir atau tidak. Jadi perdebatan itu sudah selesai. Jadi mari kita tidak perlu berdebat lagi, sudah diterima bahwa nuklir masuk," kata Bob seperti dilansir pada Kamis, (5/10).
Penelitian dan simulasi telah dilakukan untuk mengatasi tantangan energi bersih. Namun, perlu diingat bahwa dalam semua simulasi yang telah dilakukan, tidak satu pun yang mencapai target net zero emisi tanpa mengandalkan energi nuklir. Ini berarti bahwa tanpa kontribusi energi nuklir, pencapaian target net zero emisi mungkin akan menjadi tugas yang sangat sulit. "Tetapi saya juga tahu bahwa dalam semua simulasi yang telah dilakukan, tidak satu pun simulasi mencapai net zero emisi tanpa nuklir. Dengan kata lain, mencapai net zero emisi tanpa nuklir hampir tidak mungkin, itu yang ingin saya tekankan," jelas Effendi.
Baca Juga: Pembangkit Listrik PLN Siap Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Pernyataan ini telah menciptakan getaran besar dalam diskusi tentang masa depan energi Indonesia. Keputusan DEN untuk memasukkan nuklir dalam rencana energi nasional menandai langkah besar menuju keberlanjutan dan pencapaian target emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, Indonesia sepertinya akan bergerak maju ke era energi nuklir sebagai salah satu solusi untuk menghadapi tantangan energi bersih di masa depan.
