Komunitas Pembaca dan Penulis Puisi UI Raih Rekor MURI

- 18 Juli 2023, 15:29 WIB
Jaya Suprana bersama para pengurus PRWSI.
Jaya Suprana bersama para pengurus PRWSI. /Foto : istimewa

PRWSI Universitas Indonesia memeroleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).


DESK DIY, Jakarta -- Komunitas Pembaca dan Penulis Puisi Indonesia (Poetry Reading dan Writing Society of Indonesia-PRWSI) Universitas Indonesia (UI) meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Penghargaan diberikan atas rekor “Pembacaan Puisi secara Berkesinambungan Pertama oleh Guru Besar dan Alumni Perguruan Tinggi". Penghargaan rekor MURI diserahkan oleh Jaya Suprana kepada Ketua dan Pengurus PRWSI pada Kamis (13 Juli 2023) di Galeri MURI Jakarta.

Pada saat penyerahan piagam penghargaan, Pendiri dan Ketua Rekor Muri, Jaya Suprana bertanya, ”Apakah kelompok puisi ini dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI?”

Tim PRWSI serentak menjawab, “Bukan, Pak Jaya! Kami dari dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia.”

Kemudian satu persatu dari tim memperkenalkan diri. Ketua PWRSI Prof Dr Ir Riri Futri Sari MSc adalah Guru Besar dan pengajar Fakultas Teknik UI. Wakil Ketua yaitu Dr Ade Solihat SS MA pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI. Pengurus lainnya yatu Sekretaris, Dr Leila Mona Gamem MSi dan Bendahara Dr Arlin Hartoyo MSi merupakan alumni FISIP.
Adapun Koordinator Bidang Humas dan Kerja sama, Dra Antoinette Wiranadewi merupakan alumni FMIPA UI.

PRWSI yang diprakarsai oleh Prof Dr Ir Fitri Sari MSc merupakan komunitas pencinta puisi yang terdiri dari Guru Besar, Dosen, dan Alumni UI dari berbagai fakultas. Komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan kepakaran yang ditekuni ini dipersatukan oleh minat yang sama, yaitu berpuisi.

Prof Riri Fitri Sari menjelaskan, pengajuan untuk memperoleh Rekor MURI bertujuan untuk mendokumentasikan perjalanan kebersamaan para akademisi UI dalam berkomunikasi melaluI puisi. Pemerolehan Rekor MURI juga dijadikan sebagai penyemangat PRWSI untuk berkegiatan yang lebih terencana dan berkualitas.

Selanjutnya founder dan ketua PRWSI menjelaskan sejarah terbentuknya komunitas ini. Minat dan kecintaan berpuisi diawali dan suatu kegiatan membaca puisi karya sastrawan ternama Indonesia, Prof Dr Sapardi Djoko Damono (SDD), yang diadakan dalam rangka memberikan tribute atas kepergian beliau pada 19 Juli 2020.

Masa pandemi Covid-19 telah membatasi pertemuan secara fisik, namun teknologi memfasilitasi pertemuan di ruang virtual. Sebanyak 20 Guru Besar Ul dan 10 dosen dan berbagai fakultas membacakan puisi karya SDD secara bergiliran di ruang zoom. Pengalaman membacakan puisi di ruang zoom (zoom poetry reading-ZPR) telah memberikan kesan mendalam pada semua yang hadir.

Dari pengalaman ZPR perdana itu, disepakati untuk melanjutkan ZPR pada bulan-bulan berikutnya. Terhitung sejak ZPR perdana pada Sabtu (25 Juli 2020) sampai dengan ZPR pada Sabtu (8 Juli 2023) telah digelar 37 ZPR.

Zoom Poetry Reading (ZPR) mengangkat tema yang disesuaikan dengan hari bersejarah atau fenomena yang sedang terjadi. Para pembaca puisi awalnya
membacakan puisi karya penyair terkenal, seperti puisi karya Taufiq Ismail, Hendrawan Nadesul, Gus Mus, Chairil Anwar, dan penyair lainnya.

Dari kegiatan ZPR yang rutin ini kemudian terbangun komunitas Poetry Reading Society of Indonesia (PRSI). Selanjutnya, di ruang whatsaap group terjadi obrolan tentang olah cipta puisi.

Beberapa sastrawan ternama di Indonesia, seperti Eka Budianta, Noorca M. Massardi, Gus Nas, Sunu Wasono, dan sastrawan lainnya, turut membagikan ilmu pengetahuan dalam mencipta pusi.

Beberapa peserta WAG didorong atau terdorong untuk menciptakan puisi, dan selanjutnya ZPR menampilkan para pembaca pusi yang membacakan pusi karya sendiri.

Kepesertaan PRSI juga sudah semakin meluas dengan hadirnya akademisi pencinta puisi dari perguruan tinggi lainnya. Kemudian dibangun satu WAG baru bemama Poetry Writing Society of Indonesia (PWSI).

Dalam perjalanan selanjutnya, PRSI dan PWSI dilebur menjadi Poetry Reading dan Writing Society of Indonesia (PRWSI). Komunitas ini terus dibangun sebagai ruang untuk mengekspresikan ide, perasaan, kegelisahan, harapan dengan bahasa puisi.

Selain dirasakan memberikan ketenangan dan kebahagian kepada individu yang berpuisi, juga dapat menjalin kohesi sosial, terutama dalam membincangkan Indonesia, demikian disampaikan oleh Ade Solihat, Co-founder dan Wakil Ketua PRWSI,

Dalam bincang singkat dengan Jaya Suprana, PRWSI diharapkan untuk tidak cepat berpuas diri dan berhenti sampai di disini. Pendiri Rekor MURI mendorong PRWSI untuk terus berpuisi bersama dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintahan Indonesia.

“Mungkinkah, PRWSI berpuisi dengan para koruptor, dengan para anggota DPRD, atau tokoh-tokoh poliuk?” tanya Jaya Suprana.

Ketua PRSI menjawab, “Usulan yang inspiratif, Pak Jaya. Kami akan memikirkannya.” Tentu, berpuisi memang juga merupakan salah satu cara melakukan refleksi diri. Selama ini pun PRWSI telah mengajak berbagai elemen, seperti para Duta Besar, para Rektor, para sastrawan Indonesia, baik yang di Jakarta maupun di daerah-daerah,” tambah Riri. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah