Ponpes As Sa’idiyyah Tambakberas yang bikin Betah, Nyaman, Ramah Anak dan Anti Bullying

- 18 Maret 2024, 20:39 WIB
Ponpes As Sa’idiyyah Tambakberas Jombang.
Ponpes As Sa’idiyyah Tambakberas Jombang. /Foto : Istimewa

Baca Juga: Timnas Indonesia vs Vietnam: 28 Pemain Dipanggil Shin Tae-yong untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Bahkan selama Ramadan kegiatan keagamaan santri ditambahkan lagi. Selama Ramadan santri mengaji 4 waktu, yakni ba’da Subuh, ba’da Dhuhur, ba’da Ashar dan ba’da Isya. Sedangkan waktu sekolahnya umumnya hanya separuh waktu.

"As Sa’idiyah 2, sebagai pesatren ramah anak, berusaha konsisten untuk tidak mempekerjakan santri dibawah umur. Kalau pun ada yang free mondok sambil ngabdi itu harus yang sudah mahasiswa. Itu pun pekerjaan yang ringan, semisal jaga gerbang, mengepel, driver atau dapur. Jadi di pondok ini juga ada yang free sambil mengabdi, seperti menyetiri mobil saya selama tidak mengganggu kuliahnya,” tandas mantan aktifis Fatayat NU ini.

Lalu adakah yang membedakan Pondok As Sa’idiyyah 2 dengan pondok-pondok sejenis, baik mengenai program pembelajarannya, metodenya, kajian-kajiannya, kitab-kitabnya?
Bu Nyai Umda menguraikan bahwa kalau di Tambakberas, setiap asrama/ribath yang semuanya dari unsur dzurriyyah, sudah pasti ada pakem-pakemnya untuk ilmu-ilmu apa saja yang diajarkan. Akan tetapi semua pondok terkait boleh menggunakan kitab yang berbeda sesuai dengan kebijakan pengasuhnya.

Adapun standarnya adalah semua asrama/ribath harus mengajarkan Alquran dan tajwid, ilmu alat agar bisa membaca kitab kuning, tafsir, hadits, fiqih, akhlaq/ tasawuf, dan kitab-kitab pendukung lain. Adapun kitab-kitab dan pengarangnya diserahkan kepada pengasuh masing-masing selama dalam koridor Aswaja dan Madzhab Syafi’i atau madzhab yang empat.

Setiap hari di pondok ini para santri didampingi dan dibimbing langsung oleh pengasuh. Bahkan Abah KH Ach Hasan MPdI dan Bu Nyai Dra Umdatul turun langsung dengan dibantu oleh putra/putrinya semisal Gus Imdad dan Ning Windi. Dengan begitu selain beristiqomah ngimami jamaah 5 waktu, Pak Kiai dan Bu Nyai mengajar langsung para santri termasuk mempelajari kitab kuning sembari mengawasi tingkat kemampuannya. Karena itu untuk santri tingkatan Madrasah Diniyah Ula (tingkat dasar) masih dalam bimbingan ustadz/ustadzah untuk pendasaran pembelajaran kitab kuning.

Baca Juga: China Meluncurkan Rencana Kapal Kontainer Tenaga Nuklir Pertama di Dunia

Program ekstra di pondok ini adalah Dibaiyah, Khotmil Quran, Ratib Al Hadad, Manaqib, Seni Baca Alquran, Kesenian/Keterampilan, Barzanji, Khitobah, Istighosah, Hadroh dan Olah Raga. Alquran bin Nazdor, Tahfidz Alquran, Sorogan Rutin, Setor hapalan surat -surat penting dan ujian baca kitab akhir semester.

Adapun kitab-kitab yang dibaca adalah Nahwu Shorof : Metode Amsilati, Fiqih : Mabadi Fiqhiyah, Fathul Qarib, Fathul Mu'in, Hadist : Arbain Nawawi, Bulughul Marom, Riyadlus Sholihin, Tauhuf : Jawahirul Kalamiyah dan Fathul Majid, Tafsir : Tafsir Munir, Tasawuf : Ihya Ulumiin, Bidayatul Hidayah, Kifayatul Atqiya, Akhlak : Ta'limul Mutta'alim, Akhlak Lil Banin, Akhlak Lil Banat dan sebagainya.

Untuk menjaga kenyamanan, para santri tidur diatas ranjang berkasur yang layak. Isi kamar pun disesuaikan dengan kapasitas yang pas hingga santri tidak berdesak-desakan.
Nah, kalau soal makan. Di pondok ini santri makan 3x sehari dengan menu makan yang sehat, layak dan bergizi. Semua menu diolah dan disajikan pekerja profesional yang mumpuni dalam soal kuliner.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x