“Tantangannya, masalah kebijakan dan regulasi dari pemerintah yang kurang jelas, menjadi hambatan dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di daerah ini.”
Baca Juga: Pakai QRIS dan Ada LPS. Usaha Lancar, Menabung Terasa Aman dan Nyaman
Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi, Sosial, dan Budaya Dr Masduki MSi menyatakan, problem-problem dampak pembangunan berkelanjutan idealnya bisa diurai dan dijembatani oleh digitalisasi teknologi informasi pembangunan.
Harapan itu bertepuk sebelah tangan karena platform-platform digital di Indonesia cenderung miskin informasi dan tak berbudaya.
Pemiliknya segelintir kapitalis nasional dan internasional. Mereka tidak hanya memproduksi informasi melalui media online dan media sosial, juga menggembangkan berbagai platform, seperti platform bisnis dan mengelola perdagangan online di dalamya.
Para pemodal tersebut berpikir soal bisnis dan akumulasi modal, sebaliknya mereka tidak peduli atau tidak bertanggungjawab terhadap problem-problem efek digitalisasi platform.
Baca Juga: Catat, Ini Cara Mengatasi Gagal Isi Token Listrik
“Mereka mengoperasikan platform informasi maupun bisnis serta media di dalamnya mengacu pada selera pasar dan bisnis, bukan mengantisipasi bagaimana dampak sosial dari platform yang mereka keloloa.”***