Ponpes As Sa’idiyyah Tambakberas yang bikin Betah, Nyaman, Ramah Anak dan Anti Bullying

18 Maret 2024, 20:39 WIB
Ponpes As Sa’idiyyah Tambakberas Jombang. /Foto : Istimewa

DESK DIY – Pondok pesantren atau ponpes merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang banyak berdiri di Indonesia. Beragam Pondok Pesantren bertebaran di Bumi Nusantara. Baik yang Khalaf (modern), salaf serta konvergensi salaf dan modern atau semi modern.

Salah satunya adalah Pondok Pesantren As Sa’idiyyah 2, Bahrul Ulum terletak di Jalan KIai Haji Abdul Wahab Hasbullah, Nomor 24-14, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur dan diasuh Abah KH Achmad Hasan dan Bu Nyai Hj Umdatul Choirot.

As Sa’idiyyah 2 adalah bagian dari Pondok Bahrul Ulum yang merupakan pondok mandiri yang berkarakter kuat. Kalau cuma melihat pisik bangunannnya, pondok ini memang cuma pondok biasa karena tidak seluas pondok lain semisal Tebu Ireng, Lirboyo, Bumishalawat, Langitan, Sidogiri dan sebagainya. Tapi kalau soal makna, hakikat dan kedalaman program pengajaran dan kenyamanan para santrinya, pondok ini bisa jadi acuan atau pilihan yang tepat. Anak-anak akan merasa betah, aman dan nyaman mondok disini. Nyaris tak ada kabar miring dari pondok ini.

Baca Juga: KAI Pastikan Angkutan Kereta Api Lebaran 2024 Aman dan Nyaman

Untuk diketahui, Pondok As Sa’idiyyah 2 BU didirikan pada 2004. Dari tahun ke tahun pondok ini semakin banyak santrinya. Dari awalnya cuma puluhan; kini ratusan santri mendaftar disini tiap tahunnya. Kenapa bisa seperti itu? Bisa jadi hal itu lantaran pengembangan dan pengaplikasian konsep pondok yang Ramah Anak. No Bullying!
Pada akhirnya Pondok As Sa’idiyyah 2 BU memang semakin berkembang dengan program-program yang relevan sesuai kebutuhan anak-anak dan zaman. Tapi tentu saja dengan perjalanan yang sangat terjal dan berliku. Dan itu sudah pasti sangat membutuhkan waktu, biaya, pikiran dan berbagai macam hal untuk mendukung tercapainya pesantren ramah anak yang mumpuni.

Diharapkan pondok jadi semakin baik, semakin unggul, semakin ramai, semakin bersih dan yang sangat penting adalah semakin ramah anak. Anak-anak harus bisa merasakan bahwa pesantrennya sangat nyaman untuk belajar, nyaman beraktivitas, nyaman bertadarus, nyaman bershalawat, nyaman sekolah, nyaman bersamaan, nyaman beristirahat dan nyaman bersilaturahim.

Dengan begitu anak-anak santri pun bisa belajar dengan happy dan tidak ada ketegangan sama sekali. Tidak ada tekanan-tekanan dan gangguan yang bersifat fisik maupun non fisik. Nyaman dan tenang.
Aqidah Aswaja dan Berwawasan Global
Tentu saja untuk menggapai semua kesempurnaan itu masih diperlukan perjuangan panjang. Saat ini memang masih banyak kekurangan-kekurangan yang terus dilengkapi dari disempurnakan.

Baca Juga: KSrelief Arab Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Jawa Barat

Sebagai catatan penting, visi dari Ponpes As Sa’idiyyah 2 BU adalah beraqidah aswaja, berwawasan global, berkarakter ramah anak dan anti bullying. Sedangkan misinya mendidik santri mampu membaca kitab kuning, mampu berbahasa asing (Arab dan Ingris) dan berakhlaqul karimah.

Karena itu bila kita masuk kedalam gedung pondok yang cukup representatif itu, fasilitas yang kita temuinya adalah mushalla pondok yang bersih dan nyaman, perpustakaan dengan perangkat komputer dan internet untuk menyelesaikan tugas, kamar tidur yang bersih, lemari dan ranjang tidur, blower pendingin kamar dan ruang laundry untuk santri yang dikerjakan tenaga profesional.

Tidak sebagaimana pondok-pondok yang banyak bertebaran, Ponpes As Sa’idiyyah 2 ini menyematkan tagline yang bikin adem dan nyaman para orang tua, yakni ” Pondok Anti Bulying dan Ramah Anak."

Baca Juga: LAZ Al Azhar Yogyakarta Tasyarufkan ZIS untuk Kaum Dhuafa, Yatim dan Lansia

Lalu apa sejatinya maksut Tagline “Pondok Anti bulying dan ramah anak itu? Pendiri, pendidik dan pengasuh Ponpes As Sa’idiyyah 2, Dra Hj Umdatul Choirot yang biasa dan akrab di panggil, Bu Nyai Umda, menegaskan. “Kami disini mendidik dengan hati dan pikiran yang sehat. Sedangkan para santri bergaul dengan sesama santri yang terajut dengan ramah serta tidak saling menyakiti secara fisik maupun nonfisik. Semua yang ada disini sifatnya mendidik dan berproses menuju kesadaran pribadi agar kelak berkarkter humanis serta mampu menjaga diri dan orang lain,” jelas Bu Nyai Umdatul yang juga dosen senior Universitas Wahab Hasbullah (Unwaha) ini.

Disadari atau tidak, karakter ini seolah mengaplikasikan UU Komor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak, yakni penyadaran untuk menjamin seorang anak agar kehidupannya bisa berjalan dengan normal, maka negara telah memberikan payung hukum.

Alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syariah, Tafsir Hadits ini mengurainya lagi, “Disini para santri tidak boleh mengganggu ketenangan orang lain, menyakiti fisik dan nonfisik, mencela, mengambil atau merusak milik orang lain. Bahkan para santri tidak boleh pegang atau mencolek anggota badan orang lain. Juga tidak boleh memberi julukan yang tidak pantas pada orang lain,” tegas Dosen Ilmu Al Qur’an, Unwaha, Tambakberas, Jombang.

Baca Juga: Aliansi Rakyat Jogja Bersatu Sepakat Lakukan Tritura

Meski begitu, Nyai Umda mengakui, karena tengah berproses, jadi masih ada saja pelanggaran-pelanggaran kecil dari anak-anak yang tentunya segera diselesaikan dengan persuasif dan kekeluargaan.

Menurut Bu Nyai Umda yang ramah dan penuh kasih sayang ini, untuk mewujudkan program itu, para pengasuh pondok terus diharapkan untuk dapat menjadi pelopor. Berbagai program pun digulirkan pondok agar para santri terhindar dari pelecehan seksual dan kekerasan dari orang-orang di sekitarnya. Baik itu dari penerapan kurikulum dan pengkajian kitab-kitab yang diajarkan.

Selain itu kedislipinan bisa juga berasal dari pembinaan dan kegiatan yang dihelat setiap malam Selasa dan malam Jumat. Begitu juga dengan Mauidhoh Abah Kiai Hasan dan Bu Nyai Umda. Juga dari even-event pendukung semisal seminar dan pelatihan-pelatihan di sekolah dan sebagainya.

Baca Juga: Timnas Indonesia vs Vietnam: 28 Pemain Dipanggil Shin Tae-yong untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Bahkan selama Ramadan kegiatan keagamaan santri ditambahkan lagi. Selama Ramadan santri mengaji 4 waktu, yakni ba’da Subuh, ba’da Dhuhur, ba’da Ashar dan ba’da Isya. Sedangkan waktu sekolahnya umumnya hanya separuh waktu.

"As Sa’idiyah 2, sebagai pesatren ramah anak, berusaha konsisten untuk tidak mempekerjakan santri dibawah umur. Kalau pun ada yang free mondok sambil ngabdi itu harus yang sudah mahasiswa. Itu pun pekerjaan yang ringan, semisal jaga gerbang, mengepel, driver atau dapur. Jadi di pondok ini juga ada yang free sambil mengabdi, seperti menyetiri mobil saya selama tidak mengganggu kuliahnya,” tandas mantan aktifis Fatayat NU ini.

Lalu adakah yang membedakan Pondok As Sa’idiyyah 2 dengan pondok-pondok sejenis, baik mengenai program pembelajarannya, metodenya, kajian-kajiannya, kitab-kitabnya?
Bu Nyai Umda menguraikan bahwa kalau di Tambakberas, setiap asrama/ribath yang semuanya dari unsur dzurriyyah, sudah pasti ada pakem-pakemnya untuk ilmu-ilmu apa saja yang diajarkan. Akan tetapi semua pondok terkait boleh menggunakan kitab yang berbeda sesuai dengan kebijakan pengasuhnya.

Adapun standarnya adalah semua asrama/ribath harus mengajarkan Alquran dan tajwid, ilmu alat agar bisa membaca kitab kuning, tafsir, hadits, fiqih, akhlaq/ tasawuf, dan kitab-kitab pendukung lain. Adapun kitab-kitab dan pengarangnya diserahkan kepada pengasuh masing-masing selama dalam koridor Aswaja dan Madzhab Syafi’i atau madzhab yang empat.

Setiap hari di pondok ini para santri didampingi dan dibimbing langsung oleh pengasuh. Bahkan Abah KH Ach Hasan MPdI dan Bu Nyai Dra Umdatul turun langsung dengan dibantu oleh putra/putrinya semisal Gus Imdad dan Ning Windi. Dengan begitu selain beristiqomah ngimami jamaah 5 waktu, Pak Kiai dan Bu Nyai mengajar langsung para santri termasuk mempelajari kitab kuning sembari mengawasi tingkat kemampuannya. Karena itu untuk santri tingkatan Madrasah Diniyah Ula (tingkat dasar) masih dalam bimbingan ustadz/ustadzah untuk pendasaran pembelajaran kitab kuning.

Baca Juga: China Meluncurkan Rencana Kapal Kontainer Tenaga Nuklir Pertama di Dunia

Program ekstra di pondok ini adalah Dibaiyah, Khotmil Quran, Ratib Al Hadad, Manaqib, Seni Baca Alquran, Kesenian/Keterampilan, Barzanji, Khitobah, Istighosah, Hadroh dan Olah Raga. Alquran bin Nazdor, Tahfidz Alquran, Sorogan Rutin, Setor hapalan surat -surat penting dan ujian baca kitab akhir semester.

Adapun kitab-kitab yang dibaca adalah Nahwu Shorof : Metode Amsilati, Fiqih : Mabadi Fiqhiyah, Fathul Qarib, Fathul Mu'in, Hadist : Arbain Nawawi, Bulughul Marom, Riyadlus Sholihin, Tauhuf : Jawahirul Kalamiyah dan Fathul Majid, Tafsir : Tafsir Munir, Tasawuf : Ihya Ulumiin, Bidayatul Hidayah, Kifayatul Atqiya, Akhlak : Ta'limul Mutta'alim, Akhlak Lil Banin, Akhlak Lil Banat dan sebagainya.

Untuk menjaga kenyamanan, para santri tidur diatas ranjang berkasur yang layak. Isi kamar pun disesuaikan dengan kapasitas yang pas hingga santri tidak berdesak-desakan.
Nah, kalau soal makan. Di pondok ini santri makan 3x sehari dengan menu makan yang sehat, layak dan bergizi. Semua menu diolah dan disajikan pekerja profesional yang mumpuni dalam soal kuliner.

Baca Juga: Pertamina Mulai Salurkan LPG & BBM Subsidi Selama Ramadan

Yang juga diterapkan dalam kebijakan di pondok ini adalah semua pekerjaan primer dikerjakan oleh tenaga profesional. Para santri/pengurus sifatnya hanya membantu dan mengawasi saja. Semua projek pembangunan semuanya dikerjakan oleh tukang dan mandor profesional. Dan semuanya tertata dan terencana dengan baik.

Sejatinya As Sa’idiyyah 2 adalah pesantren mandiri yang tidak menggantungkan diri pada bantuan pemerintah atau pihak manapun. Bertumpu pada keyakinan, Allah akan selalu membuka pintu jalan kluar yang lebih baik dan sempurna bagi eksistensi sebuah pondok.
Tapi yang pasti, bagi para santri yang lulus dari pondok ini ada standar kompetensi sebagai alumni Bahrul Ulum.

“Semua santri yang bernaung dibawah kepengasuhan dzurriyah dan bersekolah di Bahrul Ulum, dibaiat sebagai alumni Bahrul Ulum,” pungkas Bu’Nyai Umda, anggota Pengawas Yayasan PP Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, 2022- 2027.

Minat mondok di As Sa’idiyyah 2 BU? Tenang, prosesnya mudah dan gak ribet kok. Pendaftaran masuk santri baru sudah dibuka sejak 01 Februari 2024 dan ditutup hingga jumlah quota terpenuhi. Menerima santri MI/SD/Mts/MAI/Unwaha/Tahfid Alquran. ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler