Kiai Imjaz Ungkap 'Something Different' Pesantren Bina Insan Mulia yang Miliki Ribuan Santri

29 Januari 2024, 19:06 WIB
KH Imam Jazuli saat acara seleksi santri baru. /Foto : dok. Istimewa.

DESK DIY - Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon setiap tahunnya memiliki ribuan santri baru. Mereka banyak yang berasal dari berbagai kota dan daerah di Indonesia.

Ada metode yang menarik di pesantren tersebut, sehingga para orangtua sangat antusias mendaftarkan anaknya di pesantren yang diasuh KH Imam Jazuli Lc MA itu

Motode dengan inovasi baru yang dilakukan Pesantren Bina Insan Mulia mulai dari seleksi santri baru hingga proses pembelajaran. Menariknya pula tes seleksi dalam 7 tahun terakhir ini dilakukan di hotel mewah.

Baca Juga: Berijalan Dukung UMKM di Yogyakarta, Adakan Workshop Digital Marketing

Seperti pada Minggu 28 Januari 2024, Gelombang 2 Tes Seleksi Santri Baru di Pesantren Bina Insan Mulia 1 & 2 dilaksanakan di The Luxton Cirebon Hotel & Convention. Setiap santri menjalani tiga tes secara maraton yaitu tes IQ, tes bakat minat dan tes wawasan keagamaan.

Tes diikuti oleh 250 peserta dari berbagai kota di Indonesia sehingga total santri baru berjumlah 1.250 santri. “Jumlah ini lebih sedikit dari biasanya yang sampai 1500 orang, mengingat kami sedang dalam proses pemindahan dari lokasi lama ke lokasi baru,” ujar Kiai Imjaz, panggilan akrab KH Imam Jazuli.

Ia pun mengungkap bahwa konsep pendidikan di Pesantren Bina Insan Mulia menawarkan ‘something different’, sehingga wali santri perlu memahami terlebih dulu. Apa yang dibayangkan mengenai pesantren di zaman dulu banyak yang tidak sama sehingga tidak perlu kaget.

Baca Juga: Relawan J-Generation Kawal dan Dukung Program Jokowi Hingga Akhir

“Tes seleksi ini merupakan layanan yang bertujuan membantu penempatan kelas dan pengembangan diri dan semua lulus,” kata Kiai Imjaz.

Terkait dengan inovasi yang dilakukan, ia menjelaskan bahwa dari pengalamannya belajar di pesantren, kuliah di Al-Azhar, dan hasil observasinya ke berbagai negara, maka didapat kesimpulan bahwa pendidikan pesantren harus ada perubahan.

“Sejak awal berdirinya Pesantren Bina Insan Mulia ini, memang saya niatkan untuk menghadirkan inovasi,” tegas kiai yang akrab dengan panggilan ‘without the box thinker’ ini.

Baca Juga: Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Berharap PBNU Netral

Kiai Imjaz mengatakan, untuk materi pokok pesantren dan sekolah, pihaknya menerapkan model pembelajaran berbasis program. Materi yang dimaksud adalah tahsin Alquran, tahfidz, bahasa Arab dan tata bahasanya, figih, eksakta, dan bahasa Inggris. Pembelajaran berbasis program ini merupakan inovasi dari pembelajaran berbasis buku.

“Selain lebih efektif, pembelajaran ini juga lebih efisien, plus akan melatih anak-anak agar belajar dengan target (learning by objective),” paparnya.

Tanpa PR dan Menyenangkan

Sebagai inovasi lagi, waktu belajar di kelas pun dipersingkat dengan penekanan pada penerapan metode berbasis HOT (High Order Thinking) yaitu praktik, analisis, dan pembelajaran sosial.

Baca Juga: Yenny Wahid : Jangan Pilih Paslon Hanya karena Diberi Bansos

“Guru tidak perlu menulis di papan dan tidak ada PR sehingga belajar menjadi menyenangkan dan bermakna,” tegas Kiai Imjaz sambil memberi kritik terhadap metode pendidikan Indonesia yang membebani murid dan guru.

Lebih lanjut dijelaskan, ketika mereka sudah memasuki kelas akhir, mereka akan diarahkan untuk mengikuti program khusus yang terkait dengan rencana kelanjutan belajar.

“Santri yang mau ke Mesir mengikuti kelas khusus Mesir. Yang mau ke Australia atau ke Eropa harus mengikuti kelas khususnya. Demikian juga bagi yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ternama di Indonesia. Mereka akan dibimbing dan dibina di kelas khusus,” ujarnya

Selama lima tahun terakhir, Pesantren Bina Insan Mulia menjadi yang terdepan dalam mendapatkan beasiswa ke kampus-kampus internasional di luar negeri, khususnya di Timur Tengah, seperti di Mesir, Maroko, Tunisia, Jordan, dan Oman. Pesantren Bina Insan Mulia juga sudah mengirim ratusan alumninya ke beberapa negara di Eropa, seperti Jerman, Perancis, dan Turki.

Baca Juga: Musyawarah Besar Nahdliyin Nusantara Keluarkan Pernyataan Penting. Simak Selengkapnya

Negara Asia yang menjadi destinasi kelanjutan belajar alumni Bina Insan Mulia adalah China mengingat negara ini dinilai menjadi kiblat kemajuan sain dan teknologi dunia.

Untuk memperbanyak jumlah alumni Bina Insan Mulia yang lulus di berbagai perguruan tinggi terdepan di dalam negeri, Pesantren Bina Insan Mulia menggandeng Primagama dan Ruang Guru yang hadir melayani di Pesantren.

“Intinya, saya ingin melihat kiprah santri-santri saya ini dalam pembangunan Indonesia di posisi yang menentukan, seperti CEO, Dirut BUMN, legislator, kepala daerah, dan seterusnya. Yang jadi kiai atau ustadz seperti saya ini sedikit saja. Indonesia membutuhkan teknokrat dan birokrat yang berasal dari santri,” tegas Kiai Imjaz disambut tepuk tangan oleh lebih 750 lebih hadirin.

Baca Juga: Relawan Ganjar - Mahfud Yogyakarta Senam Sehat dan Konsolidasi Kawal TPS

Sebelum menutup sambutan, kiai pecinta kaos oblong ini memberikan kejutan kepada hadirin. “Saya ingin memberi hadiah nonton film di XXI untuk semua peserta dan orangtua yang mendampinginya,” ujarnya. ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler