AIS Forum Bersama ilmuwan Bahas Inovasi untuk Isu Kelautan

11 Oktober 2023, 10:25 WIB
Rektor IPB Arif Satria (kedua kiri) bersama Rektor Unpad Rina Indiastuti (kedua kanan) memberikan keterangan pers usai meneken kerja sama terkait tata kelola kelautan di sela KTT AIS Forum 2023 di BNDCC, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (10/10/2023). /Foto : ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/am.

DESK DIY -- Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) bersama para ilmuwan membahas tentang inovasi untuk menangani isu kelautan.

“Konferensi ini penting karena menjadi tempat pembelajaran, pertukaran ide, dan berbagi inovasi terkait masalah krusial yang dihadapi oleh laut dan masa depan sebuah negara kepulauan,” kata Kepala Sekretariat AIS Forum Riny Modaso di sela KTT AIS Forum 2023 di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu 11 Oktober 2023.

Ada sebanyak 22 peneliti dari negara-negara AIS Forum menampilkan penelitian dan pengembangan terkait isu-isu strategis termasuk inovasi bioteknologi kelautan, perikanan berkelanjutan dan akuakultur, laut dan teknologi, serta ekonomi biru.

Baca Juga: Jalankan Misi Go Global, Pengusaha Sepatu asal Bogor Ekspor Bareng Shopee

“Ini menjadi wadah untuk menunjukkan cara ilmu pengetahuan berkontribusi terhadap perlindungan dan pelestarian ekosistem laut di masa depan,” imbuhnya.

Di bawah AIS Forum, lahir sejumlah inovasi pemberdayaan dengan memanfaatkan aplikasi digital untuk pemantauan kesehatan mangrove (MonMang), konversi karbon padang lamun (SCC) dan juga pengembangan alat pemantauan kondisi kesehatan lautan, yakni Advanced Drifter GPS Oceanography (ARHEA).

Sebagai bagian kebersamaan, penemuan inovasi itu pun tak hanya dinikmati sendiri tapi dikenalkan kepada otoritas pesisir negara lain, misalnya aplikasi MonMang di Suva, Fiji untuk diujicobakan memantau lahan mangrove.

Baca Juga: Soal Tumpukan Sampah, Sri Sultan Ingatkan Warga dan Pemkot Yogyakarta Jaga Kebersihan

Selain di Fiji, inovasi MonMang itu juga digunakan di Jerman, Jepang, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara lainnya.

Di sisi lain, akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) sudah meneken kerja sama kemitraan terkait tata kelola laut dengan Universitas Toliara, Madagaskar.

Kerja sama itu di antaranya untuk berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas implementasi teknologi dan inovasi di antaranya pengembangan rumpon yang masih tergolong baru di negara itu.

Baca Juga: Indonesian GP 2023: Para Pembalap akan Berpawai di Kota Mataram

Selain itu, memperkuat keterampilan masyarakat nelayan di pesisir timur benua Afrika itu terutama pengembangan ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.

Diharapkan pengelolaan nilai tambah laut lebih berkelanjutan dan inklusif karena pengembangan sosial ekonomi masyarakat harus terus ditingkatkan guna menghadapi tantangan perubahan iklim.

AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.

Baca Juga: Yogyakarta Permudah Pembayaran Pajak Nontunai Berbasis Digital

KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif serta sebagai wadah gotong royong dalam mendorong agenda masa depan, yakni tata kelola laut global. ***

Editor: Chaidir

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler