Menilik Pesona Moyo Bening Ala Ubud Bali di Gunung Kendil

28 Maret 2023, 07:43 WIB
Kolam renang Moyo Bening Gunungkidul. /Foto : Istimewa

DESK DIY -- Kabupaten Gunung banyak menyimpan pesona wisata luar biasa yang masih banyak belum diketahui.

Posisinya yang berada di deretan Pegunungan Seribu ternyata menyimpan rahasia keindahan yang membuat orang takjub.

Salah satu mutiara wisata yang bisa membuat pengunjung terpesona adalah kawasan Gunung Kendil Ponjong. Tempat yang awalnya agak susah dilalui kendaraan kini telah disulap menjadi sebuah tempat wisata high quality layaknya Ubud Bali.

Baca Juga: Jadwal Keberangkatan KRL Jogja Solo periode 27 Maret-2 April 2023

Itu lah pesona Moyo Bening yang menjadi surga tersembunyi di kawasan terpencil di Ponjong Gunungkidul.

Apa hal menarik dari Moyo Bening?

Kini banyak orang berbondong bondong datang ke tempat ini untuk berendam (kungkum) dan mandi sepuasnya.

Konon katanya sumber mata air yang ada di Moyo Bening ini memiliki kandungan pH alias keasaman terbaik, sehingga sangat cocok untuk aneka pengobatan dan airnya bisa diminum langsung.

Lebih menarik lagi saat ini terdapat kolam renang yang dapat untuk berenang bagi masyarakat umum.

Baca Juga: FIFA Cek Kesiapan Stadion I Wayan Dipta Gianyar, Meski Drawing Piala Dunia 2023 di Bali Batal

Bagaimana sejarah Moyo Bening?

Salah satu tokoh masyarakat yang merupakan anak dari pencetus wisata Moyo Bening, Wahyu Karnadijaya (55) menuturkan
Bahwa pada jaman dahulu kawasan wisata ini merupakan kawasan yang sangat tidak menarik, selain tenar dengan angker, Gunung Kendil memiliki akses jalan yang susah dan setapak.

Awalnya banyak warga ketakutan lewat kawasan ini karena selain angker juga sepi dan jalan sulit.

Muncul tokoh masyarakat yang juga pemilik pondok pesantren kawasan sekitar yakni Mbah Moyo Retno. Ia kemudian membangun kawasan ini secara swadaya termasuk memperbaiki penerangan dan jalan yang sempit dilebarkan dan dihaluskan di tahun 2008.

Baca Juga: Jadah Manten Kesukaan Sri Sultan HB VII Hadir di Pasar Ramadhan Kauman Yogyakarta

Pada awalnya hanya dibangun untuk rumah tinggal pribadi Mbah Moyo Retno sebagai tempat peristirahatan namun diperbolehkan masyarakat umum sekitar juga datang menikmati di kawasan ini.

"Saat dibangun tidak ada air sama sekali. Ponjong memang susah air. Namun Mbah Moyo tak putus semangat, Kun Fayakun terus saja berdoa kepada Tuhan dan tak dinyana ternyata muncul sumber air dari yang sebelumnya kering tak ada potensi sumber air," ujarnya.

Konon katanya sebelum Mbah Moyo tahu bahwa di kawasan ini ada sumber air, ia terlebih dahulu bermimpi mengebor di batuan besar.

Baca Juga: PSSI Kalkulasi Dampak Buruk Pembatalan Drawing Piala Dunia FIFA U-20

"Karena daerah terpencil ada batasan maksimal pengeboran dilakukan. Usaha mengebor tak sampai disitu saja, rata rata mereka tukang bor takut melakukan pengeboran di tempat tersebut. Akhirnya kesepakatan bersama ada yang mau mengebor dengan syarat ditungguin tak berani sendirian," bebernya.

Selama di bor dengan kedalaman 70 Meter ternyata baru ada sumber mata air yang menyentuh tanah.

Terkini kondisi Mbah Moyo saat ini berusia 83 tahun. Untuk datang wira-wiri kawasan ini fisiknya sudah tidak kuat. Maka dari itu Moyo Bening difungsikan menjadi objek wisata bahkan healing.

Baca Juga: Percepat Sertifikasi Halal, Kemenag Bentuk Tim Pelaksana Komite Fatwa Produk Halal

Fasilitas yang dibangun tak hanya kolam renang saja yang telah dibangun di 2017, namun pendapa-pendapa joglo untuk duduk duduk bahkan berkordinasi dan diskusi tentang suatu hal.

Untuk pengembangan pada 2016 dibangun rumah makan sederhana menyediakan aneka sayur dan lauk seperti jajanan ndeso, sop, ayam goreng, telur dan sebagainya. Selain itu dijual juta kopi dan aneka minuman serta gorengan sebagai camilan.

Pada 2016 hingga 2018 Moyo Bening banyak dikunjungi wisatawan sekadar ingin berwisata atau bermain air, bahkan melakukan ritual mengobati sakit dengan berendam maka selama pandemi ambruk tak ada kunjungan sama sekali.

Baca Juga: Andum Kebecikan

"Tiga tahun berhenti operasional sekarang
difungsikan lagi setelah pandemi," kata Wahyu Karnadijaya.

Dengan rate harga masuk dan berenang Rp 15 ribu per orang rata rata saat ini ada 40 pengunjung datang. Rata rata pengunjung yang datang menceritakan pengalamannya yakni datang ke Moyo Bening selain berwisata juga mengobati penyakit seperti stroke darah tinggi dan penyakit kulit.

Salah satu pengunjung asal Jawa Barat, Jaka Kusumah mengaku ia suka datang ke tempat ini untuk berenang.

Baca Juga: Yayasan PESANKU Dirikan Lembaga Baru, Upaya Transformasi Program Pemerintah kepada Masyarakat

"Bahkan mandi sekalipun enggak dingin sama sekali. Airnya malah seolah hangat. Kalau sudah berendam disini badan jadi fresh dan enak segar," tutur pria berdarah Sunda ini. ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler