Mengenal Tradisi Warga Pantai Selatan Yogyakarta 'Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri’

- 12 Juni 2024, 15:17 WIB
Rangkaian acara tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Mancingan Parangtritis.
Rangkaian acara tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Mancingan Parangtritis. /Foto : dokumentasi

  DESK DIY – Tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri merupakan salah satu ritual adat yang hingga kini dilestarikan oleh warga Pantai Selatan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setiap tahun acara yang sudah turun temurun tersebut digelar meriah dan melibatkan warga. Tradisi ini dilaksanakan di Pedukuhan Mancingan, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.

‘Bekti’ berarti berbakti, ‘pertiwi’ adalah bumi, ‘pisungsung’ bisa diartikan persembahan, sementara ‘jaladri’ ialah samudera atau laut. Secara keseluruhan, tradisi ini dapat dianggap sebagai bakti pada ibu pertiwi atau ungkapan syukur atas berkah dari alam semesta.

Pada upacara Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, masyarakat Mancingan mengungkapkan rasa terima kasih dengan melarung ubarampe (kelengkapan hajatan) ke lautan di Pantai Selatan. Berkah yang disyukuri macam-macam bentuknya mulai panen, hasil berdagang, hingga tangkapan ikan.

Baca Juga: PPIH Berikan Paket Lengkap Konsumsi Selama di Armuzna, Jemaah Tidak Perlu Bawa Beras dan Magicom

Tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri berlangsung turun temurun sejak tahun 1989an, bagi warga yang tinggal di kawasan Pantai Parangtritis. Kebiasaan yang diwariskan para leluhur ini awalnya dilaksanakan secara sederhana. Namun seiring berjalannya waktu, penyelenggaraannya makin meriah dan semarak. Tak sedikit pula wisatawan nusantara dan mancanegara yang menantikannya.

Upacara Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri edisi paling akhir sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena ada misi khusus. Ialah meminta perlindungan kepada Tuhan agar masyarakat sekitar aman dari bencana gempa serta tsunami.

Ketika upacara sedang digelar, semua warga Mancingan bersepakat untuk tidak membuka toko, kios, dan warung. Begitu pula dengan para petani dan nelayan, mereka kompak meliburkan diri agar bisa fokus mengikuti jalannya upacara persembahan untuk alam.

Pada Selasa 11 Juni 2024 lalu, masyarakat Dusun Mancingan, Parangtritis,  kembali menggelar upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri. Upacara adat  digelar setiap tahun oleh masyarakat Kalurahan Parangtritis selepas panen raya. Kegiatan ini sebagai simbolisasi rasa syukur warga atas limpahan rejeki berupa hasil bumi dan hasil laut.

Baca Juga: 14 Juni Jemaah Haji Bergerak Menuju Arafah. Petugas Maktab Matangkan Persiapan

Upacara adat  Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri tahun ini mengusung tema Lestarining Budaya, Kinaryo Sarono Manunggaling Nusa Bangsa. Ratusan warga sejak pagi telah bersiap dengan mengenakan busana adat jawa dan membawa beragam ubarampe serta sesaji. Sebelum upacara adat digelar, masyarakat telah lebih dulu melakukan ritual bersih desa. Selanjutnya diadakan kenduri sehari sebelum acara puncak.

Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri diawali dengan berkumpulnya warga di Joglo Pariwisata Pantai Parangtritis. Kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya menuju Cepuri Parangkusumo. Selanjutnya para abdi dalem akan melafalkan doa bersama. Upacara diakhiri dengan melakukan labuhan atau melarung berbagai ubarampe dan sesaji di Pantai Parangkusumo.

Juru Kunci Parangkusumo sekaligus ketua panitia, Suraji mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari nguri-uri atau melestarikan tradisi nenek moyang yang telah ada sejak lama.

“Padukuhan Mancingan mengadakan Merti Dusun Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri sebagai sedekah bumi dan sedekah laut. Ini sebagai sarana melestarikan budaya warisan leluhur serta memohon dan berdoa kepada Tuhan,” kata Suraji.

Baca Juga: Minimalisir Konflik dan Unjuk Rasa, Keberadaan Serikat Pekerja Harus Disikapi dengan Bijak dan Terbuka

Senada dengan hal tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan tradisi upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Menurut Bupati, Parangtritis merupakan kalurahan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena memiliki daya pikat pariwisata dan berbagai kebudayaannya.

Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri bukan hanya sebagai tradisi turun temurun masyarakat. Kini, upacara adat ini menjadi salah satu atraksi pariwisata yang selalu menyedot animo wisatawan. Hal tersebut diamini juga oleh Bupati Bantul, beliau menegaskan jika adanya upacara adat yang digelar ini akan berdampak pada pariwisata setempat.

“Hal ini patut kita syukuri bersama, bagaimana warga masyarakat parangtritis ini dapat meningkat kesejahteraannya dari potensi pariwisatanya,”ungkap Halim. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah