Mengenal Tradisi Warga Pantai Selatan Yogyakarta 'Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri’

- 12 Juni 2024, 15:17 WIB
Rangkaian acara tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Mancingan Parangtritis.
Rangkaian acara tradisi Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri di Mancingan Parangtritis. /Foto : dokumentasi

Upacara adat  Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri tahun ini mengusung tema Lestarining Budaya, Kinaryo Sarono Manunggaling Nusa Bangsa. Ratusan warga sejak pagi telah bersiap dengan mengenakan busana adat jawa dan membawa beragam ubarampe serta sesaji. Sebelum upacara adat digelar, masyarakat telah lebih dulu melakukan ritual bersih desa. Selanjutnya diadakan kenduri sehari sebelum acara puncak.

Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri diawali dengan berkumpulnya warga di Joglo Pariwisata Pantai Parangtritis. Kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya menuju Cepuri Parangkusumo. Selanjutnya para abdi dalem akan melafalkan doa bersama. Upacara diakhiri dengan melakukan labuhan atau melarung berbagai ubarampe dan sesaji di Pantai Parangkusumo.

Juru Kunci Parangkusumo sekaligus ketua panitia, Suraji mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari nguri-uri atau melestarikan tradisi nenek moyang yang telah ada sejak lama.

“Padukuhan Mancingan mengadakan Merti Dusun Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri sebagai sedekah bumi dan sedekah laut. Ini sebagai sarana melestarikan budaya warisan leluhur serta memohon dan berdoa kepada Tuhan,” kata Suraji.

Baca Juga: Minimalisir Konflik dan Unjuk Rasa, Keberadaan Serikat Pekerja Harus Disikapi dengan Bijak dan Terbuka

Senada dengan hal tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan tradisi upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Menurut Bupati, Parangtritis merupakan kalurahan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena memiliki daya pikat pariwisata dan berbagai kebudayaannya.

Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri bukan hanya sebagai tradisi turun temurun masyarakat. Kini, upacara adat ini menjadi salah satu atraksi pariwisata yang selalu menyedot animo wisatawan. Hal tersebut diamini juga oleh Bupati Bantul, beliau menegaskan jika adanya upacara adat yang digelar ini akan berdampak pada pariwisata setempat.

“Hal ini patut kita syukuri bersama, bagaimana warga masyarakat parangtritis ini dapat meningkat kesejahteraannya dari potensi pariwisatanya,”ungkap Halim. ***

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah