Network
DESK DIY, Magelang -- Komunitas Ruwat Rawat Borobudur (RRB) menggelar kongres Candi Borobudur yang mengangkat tema 'Menelisik Kembali Nilai Spiritualitas Borobudur yang Terbingkai dalam Satu kerukunan Bhineka Tunggal Ika', di Balkondes Ngargogondo, Rabu lalu (9/8/2023).
Ada hal yang menarik dari pandangan dan sikap kongres tersebut. Hal ini, setidaknya dikemukakan oleh Budayawan Brayat Panangkaran Borobudur Sucoro, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi,
Menurut Sucoro, digelarnya kegiatan ini untuk menjembatani bagi yang belum paham dengan nilai-nilai spiritualitas yang ada di Candi Borobudur. Dengan tujuan untuk menjaring informasi dan pendapat masyarakat hakikat nilai spiritualitas Borobudur.
Baca Juga: Gandeng UGM, Bank BTN Ajak Mahasiswa Jadi Developer Muda
"Harapannya ini bisa dijadikan satu masukan kepada pemerintah, yang saat ini Presiden Jokowi menginginkan Borobudur dikelola oleh satu pintu. Setidaknya, pemerintah bisa memperjelas peran masyarakat untuk Candi Borobudur termasuk RRB," ujarnya.
Sementara itu, Supriyadi mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas RRB itu.
Menurutnya, keberadaan Komunitas Ruwat Rawat Borobudur tidak hanya bicara masalah fisik Candi Borobudur semata dalam arti artefak. Tetapi bagaimana bisa memaknai Borobudur secara nilai spiritualitas.
Baca Juga: Temuan Tengkorak di Proyek Revitalisasi Beteng Keraton, Polisi Duga Kerangka Lama
"Maka dari itulah yang kemudian saya sebut dengan ada nilai spiritualitas dan ada nilai religiusitas. Jadi kalau dua-duanya dipertemukan dan digabung dengan nilai kebendaan itulah yang bisa kita jaga bersama. Sehingga, kelestarian bisa dijaga bersama," katanya. ***
