Mengubur Rasa Pongah dengan Takbir

- 20 April 2023, 14:47 WIB
Ilustrasi puisi Elegi Idul Fitri Gus Nas.
Ilustrasi puisi Elegi Idul Fitri Gus Nas. /Gambar : Pixabay

Elegi Idul Fitri

Gempita takbir yang tengah berpesta di langit biru itu ternyata bukan milikku

Sesudah sebulan dilaparkan hingga di sudut-sudut perut dan menghatamkan kitab-kitab dahaga sampai paripurna, ternyata nafsuku tetap gagah meronta

Sebulan penuh bicara dari hati ke hati apa itu puasa tapi ternyata aku hanyalah ember bocor yang menumpahkan syahwat di pelosok dunia

Kemenangan itu meninggalkanku sendiri dalam penjara 11 bulan berikutnya bersama ribuan ekor kera berikut ketamakan dan keserakahannya

Jika pantas kukata, laparku hanya sandiwara dan dahagaku lebih layak dinamakan drama, sebab kemaruk dan kerakusanku pada lenggang-lenggok maksiat kata-kata telah bersimpul pada takabur belaka

Niatku ingin mematikan nafsu pada pangkalnya
Memancung syahwat hingga akarnya
Tapi lidahku terus terlena menyantap lezat daging saudara sendiri dengan tak henti-henti mengunyah fitnah dan ghibah di lapak linimasa

Jempol tanganku tak juga menyadari dosa-dosanya dengan terus menyebarkan desis ular berbisa dan gonggongan celeng penuh jumawa

Masih adakah sisa-sisa waktu di puncak puasa ini untukku bermawas diri dengan meledakkan takbir di dada hingga pecah segala pongah hingga runtuh seluruh keruh hingga memancar cahaya iman yang murni lalu memeluk takwa sejati sekuat-kuatnya?

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x