Desa Santri Mlangi Bertransformasi Menjadi Desa Ilmu, Luncurkan Tujuh Buku Sekaligus

- 16 April 2023, 11:46 WIB
Kiai Muhamad Mustafid menyerahkan buku profil pesantren kepada Dr Aguk Irawan (atas) dan Dr Yaser Arafat.
Kiai Muhamad Mustafid menyerahkan buku profil pesantren kepada Dr Aguk Irawan (atas) dan Dr Yaser Arafat. /Foto : Istimewa

DESK DIY -- Mlangi, desa perdikan santri sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I pernah dikenal sebagai desa ekonomi, dimana warga dan para santri yang mondok di 17 pesantren giat berekonomi mandiri.

Desa Perdikan adalah desa yang diakui punya jasa kepada kerajaan dan dibebaskan dari pajak oleh kerajaan. Termasuk yang berada di wilayah Kasultanan Yogyakarta.

Mereka memiliki usaha garmen yang produknya antara lain dikirim ke pedagang kaki lima Malioboro dan Bali.

Baca Juga: Bantu Pemudik, ACJJ Siapkan Montir Gratis Jateng-DIY untuk Tambal Ban dan Kendaraan Mogok

Warga Mlangi punya tradisi unik dalam hal ini. Mereka yang kebetulan menjadi pemasok garmen di Malioboro atau yang bekerja di kota atau tempat lain di luar Mlangi kalau hari Jum'at harus sudah berada di rumah sekitar jam sepuluh atau sebelas pagi untuk mempersiapkan shalat berjamaah Jum'at. Kalau hari Jum'at pada jam jam itu tidak berada di Mlangi dan tanpa sebab penting maka bisa mendapatkan predikat bukan Wong Mlangi lagi.

Dengan berekonomi mandiri seperti ini warga Mlangi bisa membiayai pendidikan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Mereka yang sudah mendapat dasar pendidikan ilmu-ilmu agama ini bisa melengkapi dengan ilmu umum sampai ke tingkat pasca sarjana. Mereka yang anak Kiai kemudian menjadi Kiai dan mengasuh pesantren di Mlangi.

Dalam rentang waktu puluhan tahun desa pesantren Mlangi kemudian memproses dirinya atau mengalami transformasi sosial menjadi desa ilmu. Dinamika keilmuan semangat literasi di Mlangi betul betul terasa. Ada perpustakaan yang bisa diakses oleh masyarakat namanya Maktabah Syarif Rahmat yang memiliki koleksi kitab tafsir, hadits dan kitab bermutu lainnya.

Baca Juga: Yana Mulyana Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi, Ema Sumarna Ditunjuk sebagai Plh Walikota Bandung

Ada pelatihan menulis dan membuat film dokumenter. Ini yang kemudian masyarakat Mlangi di bulan Ramadhan bisa mengekspresikan diri sebagai masyarakat ilmu dengan sebaik-baiknya.

Ramadhan merupakan bulan yang istimewa. Karena itu harus diisi juga dengan kegiatan yang istimewa. Salah satu pondok pesantren yang membawa misi itu adalah pondok pesantren pelajar mahasiswa (PPM) Aswaja Nusantara Mlangi.

Dalam rangka mengisi Ramadhan tahun ini, ppm aswaja Nusantara mengisinya dengan kegiatan reguler dan non reguler. Yang reguler terdiri dari tarawih bersama, ngaji pasanan, dan tadarrus. Sedangkan yang non reguler terdiri dari produksi film dokumenter tentang salah satu living traditions di Mlangi yakni khitanan. Selain itu juga launching 7 buku karya santri.

Baca Juga: Jembatan Biru Berwarna Merah di Magelang Bikin Netizen Ngakak

Selain kegiatan di atas, juga diadakan short course Fiqh Perempuan pada Sabtu (1 April 2023), Santunan anak yatim piatu dan buka puasa bersama pada Sabtu (8 April 2023), nuzulul qur’an, dan mujahadah rutin tiap pagi.

Pada Sabtu 15 April 2023 diselenggarakan kegiatan penutupan program bulan Ramadhan sekaligus pemutaran film dan launching 7 buku serta dokumen Profile Santri Indonesia.

Buku-buku itu berjudul

1. Disain Kurikulum (Pendidikan Anak Usia Dini) oleh Dahlia, santri angkatan 2012, juga kuliah di UIN Suka
2. Aku Membaca dan Menulis Agar AKu Bertaqwa (kumpulan esay) oleh Muhammad Fikri Syarif, santri angkatan tahun 2021 , juga kuliah di UIN Suka

Baca Juga: Suara Emas Maia Obati Kerinduan Penggemar Lagu Anak-Anak dan Relijius
3. Berguru Kepada Imam As Sya'rani (seni menyikapi perbedaan pendapat) oleh Imam Rivai dan Jauharil Maarif, santri angkatan 2020
4. Muslim Digital di Indonesia (Dari Tafsir Fiqh hingga Diskursus Perempuan ) oleh Ahmad Rivai, santri angkatan 2021
5. Pelukis Bulan (kumpulan Puisi) olehTitir Aryasupang
6. Model Savi (Meningkatkan Prestasi Pemahaman dan Berfikir Kritis) oleh Maulina Rosida
7. Profile Santri Indonesia dengan ketua penulis oleh Muhammad Mustafid. ***

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah