Puisi Gus Nas : Politik itu Bersih

16 Januari 2024, 20:39 WIB
Politik itu bersih, Yang kotor itu politisinya /Ilustrasi Pixabay

Belajarlah pada politisi
Yang dikatakan nasi
Nyatanya bubur belaka
Yang dibibirnya wangi
Ternyata busuk adanya

Politik itu bersih
Yang kotor itu politisinya
Benarkan keadilan bisa
ditegakkan dari dusta?

Demokrasi itu suci
Yang kotor itu partai-partainya
Benarkah kebebasan bisa diwujudkan oleh kata-kata?

Kedaulatan yang kita genggam
hari ini
Siapakah dulu yang
memperjuangkannya?

Kemerdekaan yang kita petik
selama ini
Siapakah dulu yang
menanamnya?

Ibu Pertiwi tak pernah melahirkan anak-anak haram politisi
Yang mengkhianati
tumpah darahnya

Jikalau politik itu bersih
Dan demokrasi itu suci
Ibu Pertiwi tidak perlu berhutang budi
Pada revolusi dan reformasi


Gus Nas Jogja, 16 Januari 2024
----------

Baca Juga: Pungli di Rutan KPK Mencapai Rp 6,1 miliar

Puisi "Politik Itu Bersih" karya Gus Nas merupakan sebuah kritik sosial terhadap dunia politik Indonesia. Puisi ini mengungkapkan keprihatinan Gus Nas terhadap perilaku politisi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur politik, yaitu bersih, jujur, dan adil.

Dalam puisi ini, Gus Nas menggunakan metafora nasi dan bubur untuk menggambarkan perbedaan antara politik yang ideal dan politik yang realitas. Nasi melambangkan politik yang bersih, sedangkan bubur melambangkan politik yang kotor. Gus Nas juga menggunakan metafora wangi dan busuk untuk menggambarkan perilaku politisi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur politik.

Selain itu, puisi ini juga mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang keadilan dan kebebasan dalam demokrasi. Gus Nas mempertanyakan apakah keadilan dan kebebasan dapat diwujudkan jika demokrasi dipraktikkan oleh politisi yang kotor dan partai-partai yang tidak bermoral.

Pada bagian akhir puisi, Gus Nas mengingatkan kita bahwa kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh para pahlawan yang berjiwa bersih dan ikhlas. Jikalau politik di Indonesia bersih dan demokrasi dipraktikkan dengan baik, maka Indonesia tidak perlu berhutang budi kepada revolusi dan reformasi.

Baca Juga: OSIS SMA 3 Al Azhar Jakarta Kagumi Pengelolaan Medsos SMA 9 Al Azhar Yogyakarta

Secara keseluruhan, puisi "Politik Itu Bersih" merupakan sebuah karya sastra yang sarat makna.

Puisi ini dapat menjadi bahan refleksi bagi kita semua tentang pentingnya politik yang bersih dan demokrasi yang bermoral.

Berikut adalah beberapa interpretasi lain dari puisi "Politik Itu Bersih":

Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap sistem politik Indonesia yang korup dan tidak berpihak pada rakyat.

Puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai ajakan untuk menciptakan politik yang bersih dan bermoral, dimulai dari diri kita sendiri.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita petik dari puisi ini:

Baca Juga: Anies Janji Realisasikan Lumbung Ikan Nasional di Maluku Jika Terpilih

* Politik seharusnya bersih dan jujur, namun karena adanya para politisi yang kotor, maka politik pun menjadi kotor.

* Keadilan dan kebebasan tidak bisa diwujudkan oleh dusta dan kata-kata semata.

* Kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat Indonesia, bukan para politisi.

* Ibu Pertiwi menginginkan politik yang bersih dan jujur.

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler