Berselancar di antara Gelombang Pro Kemapanan dan Pro Perubahan

4 September 2023, 06:12 WIB
Berselancar di antara gelombang. /Ilustrasi : Pixabay/darkmoon_art

DESK DIY -- Rakyat yang cerdas dan dewasa secara politik akhir-akhir ini harus berhati-hati dan berfikir jernih menyaksikan ada dua gelombang politik nasional kita, yaitu gelombang pro kemapanan dan gelombang pro perubahan. Dua gelombang ini makin lama makin mengemuka di persada tanah air tercinta ini.

Tidak ada yang salah dari kemunculan dua gelombang politik ini. Masing-masing punya sejarah, punya argumentasi, lebih punya logika dan punya pijakan mental sendiri-sendiri.

Gelombang pro kemapanan memilih kepastian-kepastian politik sebagai sandaran pilihannya. Dan ini logis karena masih merupakan sambungan dan kekuatan poliik yang sebelumnya dominan di negeri ini.

Baca Juga: Puisi Isbedy Stiawan ZS : Ibu tak Cemas

Agenda politiknya, tentunya sekuat tenaga mempertahankan kepastian itu sebagai bentuk kontinyuitas perpolitikan nasional. Gelombang pro kemapanan ini bergerak dengan penuh kepercayaan diri karena memang punya modal dasar untuk percaya diri. Apalagi hasil survei menunjukkan angka dukungan kepada mereka cukup banyak.

Rakyat yang kritis dan dewasa secara politik bisa mengamati bagaimana manuver politik tokoh di atas panggung, di bawah panggung dan di belakang panggung politik mereka sangat lincah dan mengerahkan segala macam sumber daya mereka.

Selain munculnya gelombang politik pro kemapanan, juga perlu diakui bahwa di sekitar kita muncul pula gelombang politik pro perubahan. Dasar semangat mereka justru ketidakpastian yang disulap dan diolah menjadi energi harapan yang melimpah ruah.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Politik Penghiburan

Para pengikut gelombang perubahan ini ingin melakukan diskontinyuitas sejarah dan realitas politik di masa depan. Bagi mereka politik nasional sebaiknya tidak seperti biasa dan biasanya seperu kemarin. Harus ada yang lebih baru, lebih segar, lebih seru dan lebih memberi harapan. Karena berangkat dan ketidakpastian yang diolah menjadi energi harapan dan energi kreatif dalam berpolitik, maka kelompok gelombang pro perubahan sering memunculkan kejutan-kejutan yang memang mengejutkan.

Dalam hari-hari ini gelombang politik pro kemapanan bergerak terus dan mau tidak mau mendekati gelombang politik pro perubahan. Atau bisa dilihat dari sisi lain, justru gelombang politik pro perubahan yang bergerak mendekati posisi gelombang politik pro kemapanan.

Makin dekat dan pada saatnya akan bertemu dengan pola clash, crash (menghasilkan kelompok dominan dan kelompok subordinat) atau malahan bertemu dengan pola dialektis.

Gelombang pro kemapanan adalah tesa dan gelombang pro perubahan adalah antitesa dan nantinya menghasilkan sesuatu yang sintesis yang kita belum tahu sosok dan namanya. Ataukah pertemuan tesa dan antitesis justru melahirkan tesa baru yang berbeda dan lebih asyik? Kita masih belum tahu persisnya.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Demokrasi Hahahihi

Oleh karena itu, karena sama-sama belum tahu kemungkinannya ada baiknya rakyat yang kritis dan dewasa secara politik justru bisa berselancar di atas bertemunya gelombang pro kemapanan dan gelombang pro perubahan ini. Dengan demikian mereka tidak menjadi korban benturan dua gelombang ini. Rakyat yang kritis dan dewasa secara politik justru bisa memerankan diri sebagai penunggang gelombang ini. Tapi masalahnya, mungkinkah dan mampukah ini dilakukan?
(Mustofa W Hasyim) ***

 

Editor: Mustofa W Hasyim

Tags

Terkini

Terpopuler