Dengan demikian, kata dia, masyarakat tidak kecewa ketika melihat potret terkini objek wisata Bantul, karena bisa jadi foto yang dipajang di media sosial tersebut sudah beberapa tahun lalu, dulu bagus tetapi kondisi sekarang sudah beda.
"Sehingga kami gelar biar ada update kondisi destinasi di Bantul, sekaligus mewadahi teman teman fotografer menyalurkan bakatnya kami berikan penghargaan, tetapi Dinas Pariwisata punya harapan ada keuntungan dengan mendapatkan gambar gambar terbaik untuk bahan promosi dan publikasi," katanya.
Heru mengatakan, dipilihnya pesona desa wisata dalam tema lomba fotografi tersebut karena pada tahun ini pihaknya fokus pada pengembangan desa wisata yang merupakan pariwisata berbasis komunitas atau community based tourism (CBT).
Baca Juga: 22 Desa Budaya Bantul dan Yogyakarta Unjuk Potensi
"Kenapa desa wisata perlu kami angkat, karena di Kabupaten Bantul ini desa wisata menjadi salah satu roh pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, jadi desa wisata merupakan bentuk aktivitas masyarakat yang mengolaborasikan berbagai potensi yang ada," katanya.
Dia mengatakan, baik seni, budaya dan alam termasuk sejarah edukasi dan sebagainya yang ada di perdesaan tersebut bisa dipromosikan melalui desa wisata.
"Sehingga keberadaan desa wisata yang sehat akan menjadi satu bentuk pembangunan ekonomi yang kuat bagi masyarakat terutama di kawasan pariwisata berbasis komunitas itu," katanya. ***