Network
DESK DIY, Yogya -- Persoalan sampah selalu menghantui Kota Yogyakarta. Sebab kota wisata ini tak memiliki tempat pembuangan sampah akhir seperti empat kabupaten lainnya di Daerah Istimewa (DIY).
Ketika lokasi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, ditutup sementara atau menghadapi persoalan maka imbasnya terkena Kota Yogyakarta.
Terlihat timbulan-timbulan sampah berserakan di pinggir-pinggir jalan, dan sampah menggunung di tempat pembuangan sementara.
Berbeda dengan Bantul dan Sleman yang masih ada lahan untuk tempat pembuangan sampah akhir, maka ketika TPST Piyungan ditutup, dua kabupaten ini bisa mengatasinya. Bahkan, di Kabupaten Bantul pemerintahnya sudah memiliki program sampah selesai di tingkat kalurahan.
Baca Juga: Kemiskinan Ekstrem Masih Menghantui Banyak Negara
TPST Piyungan selama ini digunakan untuk pembuangan sampah akhir untuk Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.
Guna mengatasi sampah warga Kota Yogyakarta, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggencarkan sosialisasi gerakkan zero sampah anorganik yang diberlakukan sejak Januari 2023.
Gerakan itu diperkuat dengan adanya Surat Edaran (SE) Walikota Yogyakarta Nomor 660/6123/SE/2022 tentang gerakan zero sampah anorganik. Gerakan itu dibuat untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena kondisinya hampir penuh.
Baca Juga: 11 September, Masyarakat Rempang Akan Gelar Demo Besar-Besaran
SE Walikota Yogyakarta tentang gerakan zero sampah anorganik mendasarkan pada Peraturan Daerah (perda) Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah sebagaimana telah diubah dengan Perda Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2022, diatur bahwa pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk mengelola sampah yang timbul dari aktivitasnya sehari-hari.
