DR Suparman : PDI Perjuangan Membesarkan Jokowi dari Nol, tapi Mengkhianati

- 24 Maret 2024, 20:52 WIB
Diskusi Aliansi Rakyat Jogja Bersatu menghadirkan DR Suparman SH MSi (kanan), Idham Samawi, dan Afnan Malay.
Diskusi Aliansi Rakyat Jogja Bersatu menghadirkan DR Suparman SH MSi (kanan), Idham Samawi, dan Afnan Malay. /Foto : Chaidir

DESK DIY - PDI Perjuangan adalah partai politik yang memiliki sejarah panjang dalam politik Indonesia, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya telah memiliki hubungan yang erat dengan partai tersebut.

Jokowi adalah orang sipil yang dibesarkan oleh PDI Perjuangan dari nol hingga menjadi Presiden dengan dukungan dari PDI Perjuangan. Namun dalam tahun-tahun terakhir ini, terutama menghadapi Pemilihan Presiden/Pemilihan Umum (Pemilu) ternyata Jokowi mengkhianati partai yang membesarkannya.

Pengkhianatannya dalam bentuk menggunakan kekuasaan dan anggaran negara yang digunakannya untuk memenangkan pasangan yang didukungnya yaitu Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Juga: Kemenko Marves dan PLN Perkuat Ekosistem Biomassa di DIY

"Prinsip Pemilu jujur dan adil dilanggar, begitu pula prosedur-prosedur Pemilu dilanggar," kata mantan Hakim Komisi Yudisial RI DR Suparman Marzuki SH MSi dalam diskusi "Udar Gagasan : Agenda Kritis Pasca Pemilu 2024, Ke Mana Demokrasi Kita?".

Diskusi yang diprakarsai Aliansi Rakyat Jogja Bersatu (ARJB) berlangsung di nDalem Soerjogoeritnan, Minggu 24 Maret 2024, dihadiri aktivis, politisi, dan mahasiswa dari Kelompok Cipayung Plus, termasuk polisi senior PDI Perjuangan Idham Samawi dan Afnan Malay (anggota Timnas AMIN).

Suparman mengemukakan, saat ini masyarakat sedang dilanda kekalutan yang tidak diduga-duga. Pelaksanaan Pemilu berjalan tidak normal, terjadi intimidasi, proses demokrasi dirusak, dan hukum dilanggar, dan terjadi kecurangan.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di 18 Provinsi. Apakah Yogyakarta Termasuk ?

Fenomena itu oleh Suparman disebut bukan hanya pelanggaran namun kejahatan politik. Oleh karenanya tak heran jika para guru besar berbagai perguruan tinggi baik swasta maupun negeri di Indonesia ikut merasa prihatin dan mengkritisinya.

"Banyak guru besar merasa terpanggil dan berjuang terus mengawal negeri ini agar jangan sampai demokrasi dan hukum dirusak," tegas Suparman.

Menurutnya, masyarakat yang peduli dengan keadilan, demokrasi dan hukum menuntut agar mendiskualifikasi dan membatalkan Prabowo - Gibran, serta dilakukan Pemilu ulang.

"Kita harus kawal negeri ini," ujar Suparman.

Baca Juga: Jaga Hubungan Harmonis LAZ Al Azhar Gelar Buka Puasa Bersama Warga Dusun Tegallawas Bantul

Seperti diketahui sebelum menjadi seorang politisi dan kemudian Presiden Republik Indonesia, Jokowi dikenal sebagai seorang pengusaha dan pejabat pemerintah di tingkat lokal. Dia memulai karir politiknya di PDI Perjuangan dan dikenal sebagai kader partai tersebut sebelum terpilih sebagai Walikota Solo pada tahun 2005. Kemudian, dia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, sebelum kemudian terpilih sebagai Presiden pada tahun 2014 dan 2019. Jokowi terpilih lagi sebagai Presiden 2019-2024.

Dukungan dari PDI Perjuangan memainkan peran penting dalam perjalanan politiknya, dan dia memiliki hubungan yang erat dengan partai tersebut.

PDI Perjuangan merasa bahwa kebijakan atau langkah-langkah yang diambil oleh Jokowi bertentangan dengan nilai-nilai atau kepentingan partai, mereka merasa dikhianati. Pengkhianatan politik dianggap sebagai hal yang sangat menyakitkan. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x