Pemilu sebagai Ibadah: Perspektif Teologi dan Filsafat

- 15 Februari 2024, 02:57 WIB
Pemilu 2024.
Pemilu 2024. /Ilustrasi


Oleh: Gus Nas Jogja

DESK DIY - Pemilu merupakan salah satu pilar penting dalam demokrasi. Di Indonesia, pemilu dimaknai sebagai sarana untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang diharapkan mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara. Bagi sebagian masyarakat, pemilu bahkan dianggap sebagai sebuah ibadah.

Perspektif Teologi

Dalam beberapa agama di Indonesia, terdapat ajaran yang menekankan pentingnya memilih pemimpin yang adil dan bijaksana. Hal ini sejalan dengan tujuan diadakannya pemilu. Dalam Islam, misalnya, terdapat ayat Al-Quran yang memerintahkan umat untuk memilih pemimpin yang terbaik (QS. 4:58).

Di sisi lain, terdapat pula pandangan yang menyatakan bahwa pemilu tidak identik dengan ibadah. Ibadah dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan semata-mata untuk mengabdi kepada Tuhan. Sementara itu, pemilu melibatkan berbagai kepentingan dan kalkulasi politik.

Perspektif Filsafat

Secara filosofis, pemilu dapat dilihat sebagai perwujudan dari prinsip demokrasi. Demokrasi memberikan hak kepada rakyat untuk menentukan pemimpin dan arah bangsa. Dalam konteks ini, pemilu dapat dianggap sebagai bentuk partisipasi rakyat dalam mewujudkan cita-cita bersama.

Baca Juga: Kapten Timnas AMIN : Sabar, Tunggu Hasil Penghitungan Suara KPU

Namun, perlu diingat bahwa demokrasi tidak hanya tentang pemilu. Demoksi juga membutuhkan partisipasi aktif rakyat dalam mengawasi kinerja pemerintah dan menyuarakan aspirasi mereka.

Pemilu dapat memiliki makna religius bagi sebagian orang, namun tidak semua orang memiliki pandangan yang sama. Secara filosofis, pemilu merupakan perwujudan dari prinsip demokrasi.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x