Network
Revolusi Mental,
Apa kabarmu?
Dimanakah gerangan ia?
Gaungnya yang dulu menggema,
Di awal kepemimpinan,
bagai lentera. Menyibak kabut!
Menyinari jalan kelam,
Menawarkan jalan lurus,
menuju masa depan bangsa bergemilang pesona
Namun, lentera itu kini
kian redup adanya,
Cahayanya melemah,
tanpa nyala api Nawacita.
Janji-janji Indonesia Maju terlupakan,
Revolusi Mental diam-diam
terhenti di persimpangan.
Korupsi kian merajalela,
Ternyata!
Ketidakadilan pun
menyelimuti bangsa!
Mentalitas lama,
: Orla-Orba dan konco-konconya,
masih bercokol di mana-mana
Memperbudak harapan rakyat
dalam jerat kegelapan yang nyata.
Baca Juga: Pesona Candi Prambanan Dari Kompleks Ratu Boko
Rakyat bertanya-tanya,
Kemana arah Revolusi Mentalmu itu, Saudaraku?
Apakah hanya janji politik
semata,
Yang hilang ditelan angin
dan
dilupakan rakyatnya?
Di manakah para pemimpin yang dulu berjanji?
Yang mengobarkan semangat Indonesia Maju?
Kini mereka terdiam,
Membiarkan rakyat dalam kekecewaan.
Revolusi Mental,
nyala lentera yang kian redup di kegelapan,
Hanya menyisakan asap
dan debu kekecewaan.
Rakyat kehilangan harapan,
Terjebak dalam lingkaran kebimbangan.
Sejatinya, api kecil itu masih bersembunyi,
Di dalam hati rakyat yang tak henti-hentinya berharap.
Dan berdoa dalam kecemasan
Menanti Revolusi Mental bangkit kembali
Menyinari jalan bangsa
: Berketuhanan dan berkeadilan sosial yang semakin kelam.
Baca Juga: 'Iga Gajah' Lada Hitam Cepit yang Maknyus
Mari, Saudaraku
Kobarkan kembali api Revolusi Mental itu!
Dari suara hati dan gejolak jiwa rakyat yang tak pernah padam.
Bersama, kita bangun bangsa yang adil dan beradab dalam kemakmuran
Di bawah naungan kilau cahaya kejujuran
Lentera hati nurani yang terang benderang.
Revolusi Mental yang bukan cuma mimpi dan slogan
Tapi kenyataan yang harus diperjuangkan.
Bersama kita,
mewujudkan Indonesia beradab dan bermartabat,
Bangsa pemenang bermental juara,
berbudi luhur di panggung Dunia!
Gus Nas Jogja, 9 Februari 2024
