Kondisi Politik di Indonesia Menjelang Pemilu Mirip Filipina. Tapi Lebih Parah

- 30 Januari 2024, 22:18 WIB
Mada Sukmajati.
Mada Sukmajati. /Foto : dok. UGM

DESK DIY - Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Mada Sukmajati mengemukakan kondisi politik menjelang Pemilu 2024 Indonesia mirip dengan yang terjadi di Filipina. Namun, parahnya di Indonesia, konstitusi diotak-atik dan Presiden justru dianggap cawe-cawe dalam pencalonan anaknya.

Hal itu disampaikan oleh Mada Sukmajati dalam Diskusi Bersama Media Suara Politik Fisipol UGM untuk Demokrasi Berkualitas, Selasa 30 Januari 2024.

Mada menjelaskan di Indonesia saat ini sedang terjadi Filipinaisasi, atau mencontoh kondisi politik Filipina, dengan sejumlah kemiripan, salah satunya pencalonan anak presiden.

Baca Juga: PLTU Barru Unit 1 Uji Coba Biomass 100%

“Di pemilu Filipina 2022, berkembangnya politik populisme, bangkitnya rezim lama, dinasti politik sangat kuat, putrinya Duterte [mantan presiden Filipina] nyawapres, kemudian peranan penting media dioptimalkan, juga ada support kelompok antiorientasi intelektual,” ujar Mada.

Beberapa hal yang terjadi di Filipina tersebut, menurutnya juga terjadi di Indonesia menjelang pemilu kali ini. Namun bedanya, di Indonesia masih ditambah beberapa poin, yakni Presiden ikut cawe-cawe dan melakukan otak-atik konstitusi.

“Jokowi cawe-cawe. Itu tidak dilakukan oleh Duterte. Sampai detik terakhir pemungutan suara, Duterte yang digadang-gadang akan melakukan endorsment, itu tidak dilakukan. Hanya sekali Duterte bertemu dengan Bongbong (presiden Filipina saat ini),” kata Mada.

Baca Juga: Pertamina NRE – Huawei Kerja Sama Kembangkan EBT dan Smart Grid

Di Filipina juga tidak terjadi otak-atik konstitusi untuk pemenangan putri Duterte dalam pemilu. Sementara di Indonesia, otak-atik konstitusi terjadi untuk memuluskan pencalonan anak Jokowi, Gibran, dengan mengubah persyaratan minimal usia cawapres.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x