Penasihat Timnas AMIN, KH Imam Jazuli : Arahan PBNU ke Pasangan 02 Hanya Berdampak 'Nol Nol Koma'

- 21 Januari 2024, 18:07 WIB
Relawan pemenangan AMIN wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon.
Relawan pemenangan AMIN wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon. /Foto : istimewa

DESK DIY - Ratusan relawan pemenangan AMIN untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon pada Sabtu 20 Januari 2024.

Lebih dari 600 hadirin memadati arena. Mareka adalah para relawan, legislator, pengurus partai, caleg, para kiai, para pengasuh pesantren, dan tokoh masyarakat.

Pengasuh Pesantren sekaligus Penasihat Nasional Tim AMIN KH Imam Jazuli Lc MA menyampaikan sejumlah arahan pemenangan yang disampaikan khusus kepada kader PKB dan kepada semua relawan dari partai pengusung.

Khusus kepada kader PKB, Kiai Imam berpesan agar tidak terpengaruh oleh siasat NU struktural (PBNU) yang melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU dari PKB dengan kedok netralitas, namun di baliknya justru ada pengarahan ke pasangan tertentu.

Baca Juga: Baru Diluncurkan, Ini Keunggulan TVS Callisto 125

“Kita sudah tahu bahwa kekuatan NU itu berada di level masyarakat kulturalnya dalam hal sikap politik. Mereka sangat ideologis. Sementara untuk NU struktural, kebanyakan hanya berpikir pragmatis dan sesaat. Tidak usah khawatir karena pengaruh NU struktural pada penentuan kepemimpinan nasional selama ini hanya kosong-kosong koma, alias tidak ngaruh,” jelas Kiai Imam Jazuli.

Kiai yang menjadi ideolog PKB ini menjelaskan fakta. Tahun 2004, Pasangan Mega-Hasyim bertarung berhadapan dengan SBY-JK. “Kurang apanya itu? PDIP partai besar, sedangkan PBNU mengklaim umatnya 100 juta dengan Pak Hasyim sebagai pimpinannya. Semua perangkat NU struktural sudah dikerahkan untuk pemenangan, tapi apa hasilnya? Mega-Hasyim kalah. Perolehannya hanya 26.61%, yang setara dengan 31.569.104 suara, padahal PDIP adalah partai besar yang perolehan suaranya di tahun 1999 sebesar 33.75% (35,62 juta suara). Artinya, tetap tidak ngaruh,” jelasnya.

“Saya berkomunikasi dengan sejumlah lembaga survei nasional  terkait pengaruh arahan PBNU pada Paslon 02. Ternyata tidak ada angka yang membedakan antara sebelum dan sesudah ada arahan itu. Bukti lainnya adalah PKB. Meksipun PBNU di bawah Gus Yahya ini melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan, netralitas, dan macam-macam alasannya, tapi kenyataannya PKB justru makin besar,” tegasnya.

Baca Juga: Alasan Abdee Slank Mundur Sebagai Komisaris Telkom dan Dukung Ganjar - Mahfud

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah