Politik Nyufi Pak AR Fakhruddin yang Menyelamatkan Muhammadiyah

- 28 Mei 2023, 14:34 WIB
AR Fakhriddin
AR Fakhriddin /Foto : Istimewa

Pak AR punya bekal retorika politik, punya jurus mantiq politik, punya kehalusan budi dan kepekaan budaya dan kepekaan kemanusiaan yang tinggi. Dia tidak memilih jurus konfrontasi ketika ada rayuan atau tekanan dari pihak lain. Pak AR memilih jurus diplomasi, konfirmasi dari klarifikasi (lobi) tertutup. Dan salah satu kekuatan terbesar dari pribadi pak AR adalah keihklasan dan kejujuran dalam berkomunikasi dengan pihak pihak yang berkepentingan.

Dalam dialog dari hati ke hati dengan Pak Harto misalnya politik Nyufi ini diterapkan. Pak Harto percaya dan yakin kalau Pak AR menjunjung tinggi keihklasan, kejujuran dan sopan santun dalam berkomunikasi.

Termasuk ketika Muhammadiyah harus menerima asas tunggal untuk memaksa Muhammadiyah mengundurkan waktu Muhammadiyah untuk mencari 'slah' mantiq politik yang dipilih. Pak AR mengibaratkan penerapan asas tunggal seperti keharusan mengenakan helm bagi pengendara yang melewati jalur helm.

Baca Juga: LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan

Dan lagi Pak AR 'nganyang' atau menawar, Muhammadiyah berasas Pancasila dan berakidah Islam. Tidak masalah setelah dijelaskan apa maksudnya. Bagi pemerintah yang penting asasnya kan Pancasila.

Pak Harto pun berkenan membuka Muktamar Muhamadiyah ke 41 di Surakarta tahun 1985.

Kisah Nyufinya Pak AR yang lain adalah, setiap kali mendapat sumbangan atau hadiah dari pihak manapun, barang atau uang itu dia serahkan kepada Muhammadiyah. Alasan Pak AR sederhana. "Orang yang memberi itu kan memandang saya sebagai Ketua Muhammadiyah bukan sebagai pribadi. Lha wajar to kalau pemberian itu saya serahkan kepada Muhammadiyah," tuturnya.

Gaya Nyufi seperti ini mirip dengan gaya yang diterapkan oleh tokoh besar Muhammadiyah yang lain, Pak Abdul Kahar Muzakkir. Selain menjadi tokoh Muhammadiyah beliau mendapat amanat memimpin UII. Setiap pulang dari luar negeri menghadiri pertemuan internasional dan ceramah di sana dia selalu memberikan uang pemberian atau dana sisa perjalanan kepada UII. Tokoh yang sama ikhlas dan jujur dalam berdakwah sebagaimana Pak AR ini, kalau pulang dari luar negeri mampir ke warung gule kambing. Membeli tongseng untuk oleh oleh keluarganya. ***

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x