Politik Nyufi Pak AR Fakhruddin yang Menyelamatkan Muhammadiyah

- 28 Mei 2023, 14:34 WIB
AR Fakhriddin
AR Fakhriddin /Foto : Istimewa

Selain itu, karena ada trauma polarisasi politik Orde Lama yang sampai menyentuh ke akar rumput maka Orde Baru menerapkan kebijakan floating mass atau masa mengambang. Struktur resmi partai hanya terbatas sampai tingkat kecamatan. Setelah itu ada kebijakan asas tunggal.

Semua organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan harus menyantumkan asas Pancasila dalam AD/ART-nya. Penyeragaman asas ini menyebabkan partai politik kehilangan identitas khasnya. Demikian juga organisasi kemasyarakatan. Ditambah lagi adanya kebijakan pengendalian opini publik oleh Departemen Penerangan dan aparat militer.

Ada sekian tabu politik, termasuk masalah SARA dan asas tunggal tadi. Juga berita yang kejadiannya bisa mengurangi atau merosotkan citra dan wibawa Orde Baru tidak boleh disiarkan. Berita yang boleh muncul adalah berita yang baik baik saja.

Baca Juga: PLN Cari Mitra Strategis untuk Program Dedieselisasi: Investasi USD 0,7 Miliar di 94 Lokasi

Termasuk berita politik Pemilu atau non Pemilu. Jika ada media berani menampilkan opini berbeda, apalagi bertentangan dengan apa yang diformat dan dikehendaki negara, maka media ini akan mengalami nasib dibredel.

Di tengah situasi dan kondisi obyektif politik nasional yang seperti ini Pak AR Fakhruddin memimpin Muhammadiyah untuk waktu yang lama. Pak AR mirip dengan nahkoda kapal yang mengemudikan kapal di tengah gelombang lautan yang dahsyat ditambah tekanan cuaca yang tidak bersahabat.

Menghadapi situasi dan kondisi obyektif perpolitikan nasional yang seperti mengharuskan Pak AR memilih dan menerapkan politik "Nyufi". Apa yang disebut politik Nyufi adalah politik tanpa kepentingan politik (partai atau golongan). Jadi organisasi yang dia pimpin tidak dimanfaatkan sebagai pasar politik dimana para politisi menjual isu politik sesaat atau dua saat agar mendapat dukungan politik.

Pak AR belajar dari trauma politik ketika Muhammadiyah pernah berijtihad mendirikan partai politik, yaitu Masyumi dan Parmusi yang kemudian sama sama membentur atau terbentur pada dinding politik yang dibangun oleh pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru.

Baca Juga: Perhelatan Indonesia-China Smart City Expo 2023 Ditutup dengan Antusiasme Tinggi!

Pak AR sebenarnya sudah matang berpolitik dan memiliki kesadaran politik yang prima. Justru karena itu dia memilih dan menerapkan politik Nyufi yang terbukti mujarab untuk menghadapi godaan rayuan politik dan sangat berkhasiat ketika menghadapi tekanan politik selama Orde Baru.

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x