Nyamuk Wolbachia Bertambah, Penyakit Demam Berdarah Bisa Berkurang

12 Januari 2024, 07:44 WIB
Manfaat nyamuk Wolbachia. /Ilustrasi Kemenkes

DESK DIY - Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinkes Kota Yogyakarta Endagn Sri Rahayu mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta untuk terus mewaspadai kondisi cuaca di Kota Yogyakarta.

Selain adanya penyakit DBD, penyakit seperti ispa, diare, dan leptospirosis juga dapat menyerang siapapun saat musim pancaroba seperti saat ini.

“Walaupun data penyakit tersebut masih sangat sedikit. Kami terus memberikan imbauan untuk selalu melakukan hidup sehat dan menjaga kebersihan. Sehingga masyarakat tidak ada yang terkena penyakit tersebut,” ujarnya Endang terkait adanya
kegiatan monitoring wolbachia, Kamis 11 Januari 2024.

Baca Juga: Menparekraf Kaji Kenaikan Tarif Pajak Hiburan Dapat Direvisi

Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih peduli dan mengikuti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Endang mengajak kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk terus waspada adanya penyakit menular.

“Kami juga mengajak kesiapan fasyankes untuk terus waspada terhadap penyakit menular. Kesiapan mulai dari puskesmas dan rumah sakit serta layanan kesehatan lainnya seperti logistik juga harus disiapkan. Sehingga ketika ada kasus meningkat, pihak fasyankes tidak kewalahan,” imbuhnya.

Baca Juga: Kiai Imjaz : Pendukung AMIN Jangan Terkecoh oleh Strategi Bermain Victim dari Lawan

Tak hanya itu, pihaknya juga mengajak kepada masyarakat, jika memiliki riwayat penyakit menular ataupun mengalami demam secara mendadak atau gejala demam berdarah lainnya untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Monitoring Wolbachia

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus memastikan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang banyak ditemukan saat musim pancaroba atau musim hujan seperti saat ini dapat turun secara signifikan dengan berbagai upaya yang dilakukan.

Salah satunya dengan mengajak para kader DBD di wilayah untuk selalu memberikan edukasi dan sosialisasi penanganan DBD.
Selain itu, Dinkes Kota Yogyakarta juga bekerjasama dengan UGM dalam monitoring secara berkala mengenai populasi nyamuk wolbachia di Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Perpaduan Suasana Tradisi dan Prosesi Keagamaan Dalam Pernikahan Keluarga Pura Pakualaman Yogyakarta

“Saat ini DBD di Kota Yogyakarta merupakan yang paling rendah se-DIY. Hal ini karena adanya kegiatan dari kader dan warga dalam menanggulangi terjadinya penyakit DBD,” jelas Programmer Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD Dinkes Kota Yogyakarta, Rubangi saat ditemui di sela kegiatan monitoring berwolbachia, Kamis 11 Januari 2024.

Hingga akhir Desember 2023, Rubangi mengungkapkan, kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 88 kasus. Kasus DBD ini merupakan yang terendah sejak tahun 2022 yang berjumlah 180 kasus DBD di Kota Yogyakarta.

“Saya berharap nyamuk wolbachia persentasenya bertambah sehingga kasusnya menurun dan tentunya akan mengurangi pelaksanaan anggaran khususnya pelaksanaan fogging di Kota Yogyakarta,” ujarnya.

Baca Juga: Masalah Regenerasi Petani Melanda Berbagai Negara

Ia menambahkan, tidak hanya pemerintah dan para kader yang melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit DBD dan mencegah perkembangan nyamuk. Tetapi warga Kota Yogyakarta juga diharapkan menerapkan hidup sehat dan melakukan 3M, yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur. Dimana nyamuk DBD ini menyukai adanya genangan air yang terdapat pada lubang atau barang-barang bekas akan digunakan untuk tempat berkembang biak nyamuk.

Seperti diketahui Wolbachia merupakan bakteri alami. Bakteri ini merupakan bakteri Gram negatif yang secara alami ada pada serangga seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Wolbachia merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah. ***

 

 

Editor: Chaidir

Sumber: jogjakota.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler