Fenomena Kristen Muhammadiyah Jadi Sorotan, Begini Penjelasannya!

- 4 Juni 2023, 15:50 WIB
Bedah Buku Kristen Muhammadiyah
Bedah Buku Kristen Muhammadiyah /Istimewa/

DESK DIY - Fenomena Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) yang sedang hangat dibicarakan oleh warganet di Twitter. Tidak ada habisnya pembicaraan tentang KrisMuha, varian baru yang menandakan simpati orang-orang Kristen terhadap Muhammadiyah.

Terinspirasi oleh penelitian Abdul Mu'ti dan Fajar Riza Ulhaq yang dirangkum dalam buku berjudul "Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan", KrisMuha menjadi sorotan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mereka mengadakan acara bedah buku yang menarik kerjasama dengan Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara ini sukses digelar pada Senin (22/05) di kantor Kemendikbudristek yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Pendusta Bangsa dan Negara adalah Pendusta Pancasila

Dikutip laman resmi Muhammadiyah. Fajar Riza Ulhaq, Ketua LKKS PP Muhammadiyah, menjelaskan bahwa buku ini mencerminkan situasi toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia, khususnya di daerah 3 T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), seperti Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT), Serui di Papua, dan Putussibau di Kalimantan Barat (Kalbar).

Fajar mengungkapkan bahwa munculnya KrisMuha dapat dijelaskan oleh interaksi intens antara siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Namun, penting untuk dicatat bahwa interaksi tersebut tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut agama Kristen yang taat.

"Kami tidak menyangka bahwa minat dan antusiasme masyarakat terhadap karya ini begitu besar sampai saat ini, meskipun buku ini sudah diterbitkan sejak tahun 2009. Ini adalah kontribusi Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang lebih toleran, inklusif, dan terbiasa hidup bersama dalam perbedaan," ujar Fajar.

Sementara itu, Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, menyampaikan bahwa buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2009, namun tidak cukup rinci dalam hal data. Namun, kali ini, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (Kompas Gramedia) telah diperbaiki secara komprehensif dan mengalami perbaikan yang baik.

"Terutama di bab dua buku ini, dijelaskan tentang akar pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah yang tumbuh dari akar rumput," kata Abdul Mu'ti.

Editor: Galuh Candra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x