Perempuan Dayak di Indonesia: Mengoptimalkan Potensi dan Kesetaraan Gender

28 September 2023, 22:58 WIB
Menteri PPA Bersama Perempuan Dayak /Istimewa/

DESK DIY - Perempuan Dayak di Indonesia, dengan populasi yang diperkirakan mencapai 6 juta jiwa, memegang erat akar tradisi yang kaya. Seperti kelompok perempuan lainnya, perempuan Dayak memiliki potensi besar untuk menjadi individu yang berdaya dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka.

Sebuah peristiwa penting berlangsung di Betang Sei Pasah Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, di mana Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia menggelar kegiatan "Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender."

Baca Juga: Menjadikan The Mandalika sebagai Destinasi Utama Sport Tourism di Indonesia

Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, yang dikenal sebagai Bintang Puspayoga, Ketua Umum LPDN, Ir. Nyelong Inga Simon, serta perwakilan dari LPDN Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Katingan. Acara ini juga dihadiri oleh anggota DPRD dan masyarakat setempat.

Ketua Umum LPDN, Ir. Nyelong Inga Simon, mengungkapkan bahwa LPDN adalah wadah bagi perempuan Dayak yang diberi julukan "Intan Kanuah Tapusak-Lingu," yang menggambarkan kecantikan, kecerdasan, dan kegigihan perempuan Dayak. Wadah ini bertujuan untuk mengajak semua perempuan Dayak untuk mengoptimalkan potensi mereka demi kemajuan bangsa dan negara yang adil, mandiri, dan sejahtera.

Baca Juga: Holding PTPN III Dukung Pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Lebih lanjut, Nyelong Inga Simon, yang juga merupakan Calon Legislatif PDIP DPRD Kalteng, menjelaskan bahwa sosialisasi mengenai kesetaraan dan keadilan gender menekankan pada pemberdayaan dan ekspos UMKM kreasi perempuan Dayak dengan nilai-nilai kearifan lokal. Hal ini juga mencakup kolaborasi dalam pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Kapuas, peran perempuan Dayak dalam Pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) secara khusus, serta dalam berbagai bentuk eksplorasi dan eksploitasi di Bumi Borneo.

"Kesetaraan dan Keadilan Gender di sini adalah bagaimana perempuan Dayak selalu terlibat dalam menjaga hutan di Indonesia secara umum dan secara khusus di Kalimantan. Sebab, perempuan Dayak memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan hutan. Kami berharap pembangunan di wilayah ini, termasuk food estate, perkebunan sawit, dan lainnya, selaras dengan aspek sosial ekonomi perempuan Dayak," ungkap Nyelong Inga Simon.

Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyatakan bahwa strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) untuk Kesetaraan dan Keadilan Gender harus terus disosialisasikan. Hal ini bertujuan agar perempuan memiliki pemahaman tentang potensi diri, peluang kerja, posisi dalam pengambilan keputusan, dan kesempatan untuk berwirausaha.

"Perempuan Dayak memiliki tingkat kegigihan yang tinggi dan sangat menghormati budaya lokal. Dengan populasi mencapai enam juta, perempuan Dayak memiliki potensi luar biasa yang harus didukung. Perempuan bukanlah individu yang lemah. Kekuatan perempuan menjadi nyata ketika sesama perempuan mendukung dan saling memotivasi untuk maju bersama."

Menteri PPPA juga mencatat bahwa budaya patriarkhi masih menjadi penghalang utama, dan upaya harus dilakukan untuk menguranginya. Keterlibatan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan pembangunan, sudah menjadi kenyataan. Kemandirian ekonomi perempuan Dayak harus ditingkatkan.

LPDN diharapkan dapat menjadi mitra strategis Kementerian PPPA dalam menangani isu perempuan dan anak serta meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan Dayak. Kewirausahaan berperspektif gender adalah solusi dari berbagai masalah yang dihadapi perempuan dan anak. Kerja keras LPDN diharapkan akan membawa dampak positif bagi perempuan Dayak, sehingga mereka memiliki posisi tawar yang lebih kuat, baik di dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

Dalam mengakhiri pernyataannya, Menteri PPPA menekankan bahwa perempuan Dayak harus terus mengembangkan kemandirian ekonomi dan pengetahuan tentang kesetaraan gender. Ini akan membantu mereka mencegah kekerasan, eksploitasi, dan perkawinan anak. Kewirausahaan berperspektif gender adalah kunci untuk meningkatkan peran perempuan Dayak dalam masyarakat. Dengan kerja keras dan komitmen, perempuan Dayak akan menjadi agen perubahan yang signifikan dalam pembangunan Indonesia.

Editor: Galuh Candra

Tags

Terkini

Terpopuler