Tradisi 'Ujung' yang Tak Tergerus Zaman

- 24 April 2023, 12:17 WIB
Tradisi
Tradisi /Foto : Aris Munandar

Jadi dalam sehari melakukan aktivitas "ujung" makan besar bisa sampai puluhan kali, hampir rata rata setiap rumah menawari makan besar. Dan tawaran itu tentu saja tidak bisa ditolak mentah mentah karena akan dikira merendahkan atau menghina tuan rumah.

Terpaksa, makan sekedarnya sambil mencicipi masakan berbagai rasa dari tetangga. Bagi yang mencintai kuliner tentu akan senang menikmati rasa masakan dari berbagai macam tangan. Seperti sedang menghitung berapa rumah yang masakannnya paling enak dan sesuai selera.

Semua Bahagia

Di hari pertama sampai hari ketujuh, suasana Lebaran begitu terasa. Semua merasa bahagia, saling kunjung mengunjungi sanak saudara. Semua menampakkan senyum lebarnya, yang biasanya masam muka, jadi murah senyum. Yang biasanya pelit jadi dermawan, yang biasanya irit soal makanan jadi jor-joran dalam mengeluarkan 'nyamikan' di meja ruang tamu.

Baca Juga: Malioboro Padat Kendaraan, Jangan Berikan Toleransi kepada Juru Parkir dan PKL yang Nuthuk

Nilai ibadah yang luar biasa selama seminggu di bulan Syawal ini. Tidak permusuhan, tidak ada perselisihan. Semua persoalan dan dendam ditunda dalam suasana Lebaran yang syahdu penuh persaudaraan.

Jalanan besar, jalanan kampung, jalanan gang gang, masih penuh sesak. Manusia hilir mudik keluar masuk rumah, kadang sampai antre untuk bisa berzalaman dengan empunya rumah. Baju bersih bersih, wajah klimis-klimis, semua serba baru, semua serba grees termasuk rambut-rambut di kepala yang tadinya awut-awutan, kini mereka cerita, klimis, baju rapi setrikaan, dan berdandan santun, masuk rumah, mengucapkan selamat hari raya Iedul Fitri 1444 H. Mohon maaf lahir dan batin. (Aris Munandar)  ***

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah