Gus Nas : Islam Masuk ke Bumi Jawa dengan Cara Damai

- 4 April 2023, 12:33 WIB
HM Nasruddin Anshoriy dalam program TVRI Yogyakarta bertajuk "Cahaya Ramadan : Masuknya Islam di Pulau Jawa"
HM Nasruddin Anshoriy dalam program TVRI Yogyakarta bertajuk "Cahaya Ramadan : Masuknya Islam di Pulau Jawa" /Foto : Screenshot TVRI Yogyakarta

DESK DIY -- Sebuah fakta penting yang perlu dicatat bahwa agama Islam masuk ke bumi Jawa dengan cara damai. Demikian pula di sejumlah wilayah Nusantara lain seperti Aceh, Bugis, Maluku dan sebagainya.

 

 

Hal ini menegaskan bahwa terdapat perbedaan pola dakwah antara penyebaran Islam di Jawa (juga Nusantara) dengan Islam di jazirah Timur Tengah dan Eropa (Andalusia) yang dalam sejumlah kasus disertai dengan perang atau "kekerasan militer" melalui apa yang disebut penaklukan.

Demikian dikemukakan Budayawan HM Nasruddin Anshoriy dalam program TVRI Yogyakarta bertajuk "Cahaya Ramadan : Masuknya Islam di Pulau Jawa", Senin sore (3/4/2023).

Baca Juga: Jatam, Sebuah Pilihan untuk Menolong Petani

Nasruddin mengemukakan, dalam kasus dakwah Islam di Jawa, banyak ditemukan dalam manuskrip, dilakukan melalui silaturrahmi dan relasi sosial berupa perdagangan, disusul dengan pendekatan pendidikan, syiar melalui pengajian, dan puncaknya melalui gerakan tarekat atau tasawuf.

"Bukti-bukti Arkeologi dan bukti-bukti Literasi berupa manuskrip membuktikan dan menegaskan hal tersebut, misalnya pada temuan penting kedatangan Islam di Gresik dengan tokoh sentralnya Fatimah," ujar Nasruddin yang akrab dipanggil Gus Nas.

Dikatakan, Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M). Batu nisannya ditulis dalam bahasa Arab dengan huruf kaligrafi bergaya Kufi, serta merupakan nisan kubur Islam tertua yang ditemukan di Nusantara. Makam tersebut berlokasi di desa Leran, Kecamatan Manyar, sekitar 5 km arah utara kota Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga: Pemudik Punya Peran Kontribusi Ekonomi, Jangan Lupa Wisata dan Nikmati Kuliner Lokal

Menurut Gus Nas, ekosistem kebudayaan di Indonesia hampir dipastikan diwarnai oleh budaya Jawa. Merunut jejak sejarahnya, Islam dan Budaya Jawa digagas oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo pada Era Mataram Islam generasi ketiga, sesudah Panembahan Senopati di Kotagede dan Hanyakrawati putranya.

Periode Sultan Agung inilah budaya Islam Jawa melahirkan berbagai kreasi, baik dalam ranah politik-kekuasaan, bidang sosial-kemasyarakatan melalui konsep pranaramangsa di wilayah pertanian, bidang seni-budaya berupa adi-busana, seni tari, gamelan, dan sebagainya.

"Sultan Agung mewariskan 3 mahakarya penting pemikiran dalam bentuk buku, yaitu Serat Nitipraja, Serat Sastra Gendhing dan Serat Pangracutan," ujar Gus Nas. ***

 

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah