Toleransi Gaya Yogya Toleransi yang Produktif

- 9 Maret 2023, 07:46 WIB
Toleransi tak membedakan agama, suku, ras atau kelompok.
Toleransi tak membedakan agama, suku, ras atau kelompok. /Foto : Pixabay

Ini juga dapat dilihat ketika terjadi bencana alam gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006. Teman teman seniman Jakarta mengadakan pameran foto dokumen gempa ini dan fotonya dilelang. Dana yang terkumpul dibelikan paket bantuan dan dibawa ke Yogya menggunakan dua truk yang dikawal tentara.

Waktu sampai Yogya, saya termasuk yang dipasrahi untuk membagi bantuan ini.
Dana terkumpul dari orang berbagai pemeluk agama. Maka juga dibagikan kepada masyarakat yang memeluk berbagai agama.

Baca Juga: Sambut Ramadan, JNE Yogyakarta Berbagi untuk Masjid dan Dhuafa

Untuk memudahkan, karena yang mengumpulkan adalah masyarakat seniman maka karena jumlah bantuan terbatas, sasaran yang dipilih untuk mendapat bantuan adalah masyarakat pengrajin yang ada di Imogiri, Kasongan dan Kotagede.

Dari Tim Jakarta ada yang dari kelompok serikat pekerja. Maka di tempat pembagian bantuan dia melakukan survei untuk memberikan bantuan tindak lanjut kepada pengrajin.

Kerjasama kemanusiaan antarpemeluk agama berbeda juga saya saksikan ketika pasca bencana erupsi Merapi. Ada sebuah sekolah di Sleman yang tenggelam dalam lumpur lahar atau lava pijar Gunung Merapi.
Dibangunlah sekolah darurat. Dan Tim relawan dari komunitas dialog antarpemeluk agama Salatiga datang untuk melakukan recovery mental para murid dan guru. Kami menggunakan metode therapi healing yang mendebarkan.

Baca Juga: Ingin Pasang PLTS Atap, Jangan Asal Pilih Inverternya

Anak anak yang menderita trauma bencana alam perlu dihilangkan efek dari trauma itu. Dengan permainan, menggambar, menulis puisi dan bernyanyi untuk memetakan kadar trauma mereka. Setelah ini cukup teridentifikasi maka mereka mereka diajak bermain musik drum blek atau drum ember.

Relawan yang mengajarkan murid yang masih menyimpan sisa trauma bilang ternyata anak anak sulit diajak memukul dengan irama drumband. Saya dan beberapa teman minta izin untuk meminjam ember besar di kamar mandi. Ember di balik, anak anak diminta memegang stik.

"Ayo pukul ember ini sekerasnya. Lebih keras lagi, sambil berteriak-teriak, ayo terus pukul ini ember!" Teriak relawan trauma healing.

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x