Network
DESK DIY -- Kaderisasi seniman sering diabaikan terus untuk cabang seni tradisional. Akibatnya dinamika seni budaya di masyarakat kita sering tidak stabil.
Generasi tua meski masih bersemangat tetapi tenaga sudah menyusut sehingga tidak bisa tampil prima. Sedang yang muda yang masih penuh tenaga tidak berminat terjun ke bidang yang digeluti generasi tua itu.
Sedang yang anak-anak masih murni. Mereka sebenarnya senang dengan asyiknya latihan dan tampil di seni tradisional. Apalagi kalau ditampilkan di event sekolah, desa atau di panggung gembira sebuah bazar.
Baca Juga: Wamen BUMN : Stok Minyak Dalam Negeri Aman dari Ancaman Konflik
Akan tetapi begitu lulus dari kelas PAUD dan SD mereka bingung tidak punya pembina di level lanjut. Bagi yang berminat besar bisa melanjutkan ke sekolah seni dan kursus di sanggar yang banyak terlibat di Yogya. Tapi yang minatnya sedang sedang saja.
Masalah kaderisasi seniman muda dan belia seperti inilah yang akan diperbincangkan pada acara kajian dan apresiasi seni Profetik yang diselenggarakan pada Sabtu 14 Oktober jam 15.00 di Joglo AMPIRAN Jalan KH Abdullah Syahid Kojo RT 23 Pendowoharjo Sewon Bantul (1 km utara SMAN 3 Bantul).
Topik diskusi tentang tujuan dan strategi pembinaan dan pengembangan seni budaya Profetik di PAUD dan pendidikan dasar dan menengah ini akan dihangatkan oleh Drs Titik Sudarto, Ketua PDA Bantul, Muh Reza Perdana Kusuma, dan Drs Edy Heri Swasana. Pembahas Dr Totok E Suharto dan host Drs Sahari Assalami.
Baca Juga: Piala Presiden Esports 2023 Kembali Digelar, Siap Cetak Atlet Profesional
Dr Nur Iswantara, Ketua PP Komunitas Seni Budaya Profetik selaku penyelenggara mengatakan dirinya percaya acara ini akan kaya informasi dan pengalaman asyik dari narasumber yang ahli di bidang pendidikan di strata masing-masing dan punya pengalaman yang luas.
