Serial Pak Bei : Palestina Masih Merana

- 4 November 2023, 17:21 WIB
Bangsa Palestina masih hidup dalam ancaman moncong meriam, roket, dan bom foshfore.
Bangsa Palestina masih hidup dalam ancaman moncong meriam, roket, dan bom foshfore. /Foto : Pixabay/hosnysalah

DESK DIY -- "Pak Bei, kenapa kita harus bersimpati pada Palestina?," tanya Kang Narjo. "Sampai-sampai pas Jumatan di mesjid kami kemarin, khotib mengajak jamaah untuk menunjukkan keberpihakan, setidaknya membantu berdoa untuk bangsa Palestina," lanjutnya.

"Apa yang disampaikan khotib kemarin, Kang?"

"Katanya, kita memang tidak bisa membantu angkat senjata membebaskan rakyat Palestina dari penjahahan dan gempuran kaum Zionis yang kejam sebagaimana dilakukan oleh Kelompok Hamas di Gaza, Hizbullah di Libanon, dan Hauthi di Yaman. Tapi minimal kita bisa berdoa mengetuk pintu langit agar rakyat Palestina dan Masjidil Aqsha ditolong oleh Allah SWT."

"Khotib gak ngajak jamaah untuk saweran dana solodaritas,?"

"Iya, khotib juga mengajak kita siap partisispasi bila sewaktu-waktu ada penggalangan dana solidaritas."

"Ya bagus itu."

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Berkali-Kali Mati, Sebilah puisi untuk Palestina

"Katanya dulu ada saudagar Palestina yang kaya-raya menghibahkan seluruh saldo tabungannya di Bank Arabia untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Apa benar itu, Pak Bei?"

"Iya benar, Kang. Saudagar itu namanya Muhammad Ali Thahir. Dia juga yang memfasilitasi Mufti Besar Palestina, Syech Muhammad Amin Al-Husaini, pada tanggal 6 dan 7 September 1944 pidato berbahasa Arab di radio Berlin menggalang solidaritas dunia Arab agar mendukung dan menyambut gembira kemerdekaan Indonesia. Di samping itu, beliau juga mendesak Perdana Menteri Jepang agar segera menarik tentaranya agar Indonesia bisa benar-benar merdeka."

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x