AHY : Demokrasi Indonesia Mengalami Kemunduran

21 Juli 2023, 03:45 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono saat dialog dengan generasi muda di Legend Coffee Yogyakarta. /Foto : Chaidir

DESK DIY, Yogya -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap demokrasi di Indonesia semakin membaik.

"Demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran, setidaknya stagnan," ujar AHY saat menjadi pembicara dalam talkshow Fisipol Leadership Forum yang bertajuk Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia, Kamis (20/7/2023), di ruang Auditorium Mandiri Fisipol UGM.

Hal yang sama juga disampaikan saat berdialog dengan generasi muda di Legend Coffee Yogyakarta, pada malam harinya.

Baca Juga: Miliki Kompetensi yang Mumpuni, Andika Perkasa Bacawapres Paling Pas Dampingi Ganjar Pranowo

AHY mengatakan, Pemilu 2024 akan berlangsung kurang dari tujuh bulan lagi menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas demokrasi menjadi lebih baik.

“Kita harapkan demokrasi kita semakin baik karena demokrasi sebuah perjalanan panjang sebagai sebuah bangsa untuk mewujukan Indonesai semakin maju dan sejahterah,” kata AHY.

Namun dalam satu dekade ini, AHY menyampaikan beberapa data laporan mengenai penurunan kualitas demokrasi di Indonesia dengan menurunnya peringkat indeks persepsi korupsi, maraknya politik uang dan polarisasi di masyarakat dalam menanggapi perbedaan pilihan atas calon pemimpin.

Baca Juga: Diundang ke Fisipol UGM, AHY Diskusikan Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi?

“Politik dan demokrasi kita makin runyam dengan banyaknya informasi hoax, black campaign, hingga pembunuhan karakter seseorang dalam sekejap,” katanya.

AHY mengusulkan gagasan jalur politik jalan tengah dengan mengedepankan semangat moderat dan bermartabat. “Kita harus kembali ke semangat politik yang bermartabat. Mudah-mudahan politik dan pemilu kita tidak terpolarisasi ekstrem dan terjadi benturan sesama anak bangsa sendiri,” tambahnya.

AHY menyebutkan salah satu kemunduran demokrasi kita selama beberapa kali penyelenggaraan pemilu saat ini banyak dari calon pemimpin dan kepala daerah serta anggota legislatif yang terpilih didominasi dari mereka yang memiliki banyak uang.

Baca Juga: Survei CNN: Airlangga - Mahfud MD Kalahkan Pasangan Prabowo – Ganjar

Padahal, kata AHY, layaknya seorang pemimpin dinilai dari sisi kapasitas, integritas dan kapabilitas. “Demokrasi kita tidak didesain untuk memilih pemimpin terbaik tapi menjadi kontestasi isi tas. Kita berharap ke depan bisa membangun SDM dari calon pemimpin kita bukan yang punya isi tas tapi memilih yang memiliki kapasitas. Jangan sampai putra-putra terbaik gugur duluan karena tidak bisa membeli suara,” imbuhnya.

AHY mengakui, meski sistem demokrasi yang dianut Indonesia mungkin masih belum sempurna, namun ia menyatakan jangan menjadi alasan terjadi kemunduran. Apalagi melalui praktik kekuasaan semena-mena yang tak terbatas.

"Jika kita membiarkan demokrasi mengalami kemunduran kita bisa seperti kehilangan oksigen, yang kehadirannya tak kita apresiasi tapi begitu hilang membuat kita megap-megap," kata dia.

Baca Juga: Musisi Anang Pindah ke PDIP, Andika Perkasa Latih Jurkam Pemenangan Ganjar

AHY pun mendorong pengawasan kekuasaan musti terus berjalan agar tak menjadi kekuasaan mutlak yang menindas.

"Jangan sampai kita terlambat bergerak, sebelum terlambat, sebelum menjadi krisis seperti 1998 atau 1965," kata AHY. ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler