DEN Ungkap Skenario Sektor Ketanagalistrikan Menuju NZE 2060

- 21 September 2023, 10:01 WIB
Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim Saat Memaparkan Skenario Kerenagalistrikan Menuju NZE 2060.
Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim Saat Memaparkan Skenario Kerenagalistrikan Menuju NZE 2060. /Foto : Galuh Candra

Ketiga, Penggunaan Teknologi Rendah Karbon, seperti Penangkapan Karbon, pada Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (SPP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Terkombinasi (CCGT), dapat memberikan kontribusi sekitar 500 TWh.

Keempat, Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, tanpa penyimpanan besar, diperkirakan dapat memberikan kontribusi sekitar 160 TWh (Surya 100 TWh dan Angin 60 TWh).

Kelima, Energi dari laut diharapkan akan dikembangkan dan dapat memberikan kontribusi sekitar 10 TWh. Dengan semua upaya ini, masih ada kekurangan sekitar 700-1000 TWh.

Keenam, Perbedaan dalam kebutuhan sisa sekitar 700-1000 TWh akan dipenuhi oleh Energi Terbarukan Variabel (VRE) dari Surya (~450-650 GW) dengan Penyimpanan Besar.

Ketujuh. Jika solusi teknologis ekonomis untuk pengembangan Surya VRE secara massif tidak dapat sepenuhnya diimplementasikan, maka kemungkinan mencapai NZE akan memerlukan energi nuklir.

Geothermal Punya Peran Penting

HDI yang pernah menjabat Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia Periode 2001-2004 mengungkapkan, Indonesia harus sepenuhnya mengoptimalkan penggunaan panas bumi untuk mencapai target bauran energi 23% pada tahun 2025 dan, pada akhirnya, mencapai Karbon Netral (Net Zero Emission) pada tahun 2060. Dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, panas bumi memiliki sejumlah keunggulan yang mencolok.

Berkat karakteristik uniknya, panas bumi memiliki potensi besar sebagai pembangkit beban dasar (base-load). Hingga saat ini, pembangkit listrik berbasis fosil, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara, menjadi sumber utama pembangkit beban dasar.

"Selain pasokan listrik yang stabil, energi panas bumi juga menawarkan keunggulan dalam hal biaya, jika dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti energi air, tenaga surya, dan tenaga angin, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca," ungkap Ketua Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia ini.

"Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) memiliki potensi sebagai pembangkit beban dasar. Kendati begitu, PLTP belum dapat sepenuhnya menggantikan peran PLTU," pungkasnya.

Halaman:

Editor: Galuh Candra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah