Network
Baca Juga: Yogyakarta Siapkan Puluhan Posko Mudik Lebaran 2023. Apa Saja Fasilitasnya ?
"Rasanya legit, gula jawanya terasa banget wanginya. Hampir mirip rasanya dengan klepon atau atau lemet," kata Matta, salah satu pengunjung Festival Jemunak yang sengaja datang dari Jogja ke Gunung Pring ingin mencicipi Jemunak di saat adzan Maghrib berkumandang di acara festival itu.
Jemunak menjadi populer karena hanya hadir pada saat bulan Ramadhan saja awalnya. Di setiap Ramadhan tiba selalu muncul dan menjadi makanan pelengkap pembuka dalam berbuka puasa, populernya melebihi buah kurma sebagai pembatal puasa ramadhan.
Tradisi grebek Jemunak ini sudah berlangsung puluhan tahun, dan nama Jemunak adalah sejenis makanan ringan, yang terbuat dari ketela pohon dicampur tetes gula Jawa dan parutan kelapa muda yang dibungkus daun pisang kemudian dikukus dalam waktu yang relatif lama, untuk menciptakan rasa wangi yang aduhai.
Baca Juga: Film Buya Hamka, Film Termahal yang Dibiayai Falcon Fictures. Tayang di Bioskop Mulai 20 April
Setelah dikukus Jemunak itu pun biasa dijual dengan harga Rp 2000 per bungkus dan bisa dinikmati sampai esok harinya. Tidak kecut atau pun basi. Bahkan pada pagi harinya masih bisa diangetin dengan teman kopi panas maupun teh gula Jawa kentel untuk menyesuaikan rasa Jemunak dengan minuman sambil menunggu tanda imsak di pagi harinya.
"Kapan lagi menikmati Jemunak? Karena selain ramadhan nggak bakalan ada yang menbikin kue ini", kata Marni yang menunggu sejak jam tiga sore untuk bisa menikmati Jemunak gratis di masjid Al ikhlas Dukuhan Gunung Pring Muntilan. (*)
