Ketika Aa’ Sentot Jatuh Cinta Pada Anggrek

- 3 April 2024, 14:35 WIB
Aa' Sentot dan sahabatnya saat menempel anggrek di Kampus UGM.
Aa' Sentot dan sahabatnya saat menempel anggrek di Kampus UGM. /Foto : Chaidir

DESK DIY  - Merawat anggrek adalah hobi yang menarik dan membutuhkan ketelatenan, ketelitian dan kesabaran serta pengetahuan tentang tanaman ini. Hal ini terkait dengan pemilihan jenis anggreknya, media tanam atau tempat untuk nempel yang cocok, penyiraman yang tepat, pencahayaan yang cukup, dan pemupukan secara teratur.

Selain itu, perawatan yang teratur dan memantau kondisi anggrek untuk menghindari penyakit dan hama juga penting. Kesabaran dan perhatian yang diberikan akan memastikan anggrek tumbuh dengan baik dan mekar dengan indah. Sehingga tidak mengherankan ada pepatah ‘Katakan dengan Bahasa Bunga’.

Aa' Sentot sedang merawat anggrek di Kampus Al Azhar Yogyakarta.
Aa' Sentot sedang merawat anggrek di Kampus Al Azhar Yogyakarta. Foto : Chaidir

Anggrek adalah tanaman yang memukau dan menarik untuk dirawat serta untuk dinikmati. Ribuan jenis Anggrek yang terdapat di berbagai belahan dunia, dan Indonesia adalah salah satu negeri surganya anggrek serta sangat banyak penggemarnya baik komunitas maupun pribadi.

Baca Juga: Penjelasan Kemendikbudristek Terkait Isu Pramuka Dihapuskan

Salah satu penggemar berat tanaman anggrek adalah Drs. H. Haryanto, M.Si. Psikolog, Beliau sekarang sebagai Wakabid SDM dan Hukum Badan Pengelola dan Pengurus Harian (BPPH) Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta.

Haryanto yang memiliki panggilan akrab Pak Sentot atau Aa’ Sentot/Aa’ Sent  saat dijumpai sedang merawat Anggrek di seputar halaman Gedung BPPH Al Azhar Yogyakarta, Selasa 2 April 2024, menuturkan tentang perjalanannya sejak awal jatuh cinta hingga menjadi penggemar berat dan hobi menanam atau tepatnya menempel anggrek.

Aa’ Sentot sudah purna tugas sebagai Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjelaskan, beberapa tahun lalu ketika ia mengamati seputar kampus UGM ternyata tidak ditemukan tanaman anggrek, kalau ada pun masih sangat sedikit. Kemudian muncul gagasan dalam benaknya untuk memanfaatkan sudut-sudut di seputar kampus untuk dihiasi dengan tanaman anggrek.

Baca Juga: OJK Umumkan Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

Maka gagasan itu ia mulai dengan memanfaatkan halaman Masjid Kampus (Maskam) UGM. Aa’ Sentot pun mengajak sejumlah sahabat, kolega dan alumni untuk ikut membantu gerakan tanam anggrek. “Ternyata sambutan dari teman-teman, kolega dan alumni cukup antusias untuk membantu dana yang kemudian dibelikan berbagai macam jenis Anggrek. Dari halaman Masjid Kampus itu saya memulai tanam anggrek, dan sampai sekarang masih terawat dengan baik,” ujar Aa’ Sentot.

Aa' Sentot sedang merawat anggrek.
Aa' Sentot sedang merawat anggrek. Foto : Chaidir

Langkah Aa’ Sentot untuk mulai menanam anggrek di halaman Masjid Kampus adalah inisiatif yang sangat positif. Selain memberikan keindahan estetika, penanaman anggrek juga dapat menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan serta memberikan manfaat ekologis seperti meningkatkan keberagaman hayati dan memperbaiki kualitas udara. Di samping itu juga secara tidak sadar membantu petani anggrek serta penjual anggrek, karena dalam berburu (istilah Aa’) sampai ke berbagai tempat dan jua beli secara on line.

Selain itu, adanya tanaman anggrek di sekitar kampus juga dapat menjadi tempat penelitian dan pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa dan staf dosen Fakultas lain, terutama dari Mahasiswa dan Dosen Fakultas Biologi UGM yang memiliki Komunitas Pencinta Anggrek. Upayanya memberikan dampak positif yang luas bagi lingkungan kampus dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk melakukan hal serupa.

Baca Juga: 31 rumah di Ciangsana Rusak Terdampak Ledakan Gudang Amunisi

Inisiatif Aa’ Sentot dalam memperindah area Masjid Kampus dengan anggrek tidak hanya memberikan manfaat visual, tetapi juga meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati.

Melebar ke Fakultas

Usai gerakan tanam anggrek di Masjid Kampus, pria yang humoris dan senang memberikan hadiah saat ada acara itu kemudian melanjutkan perjuangannya ke Fakultas Psikologi, karena yang memberikan donasi salah satunya dari Alumni Psikologi, maka nempel anggreknya dilakukan di Fakultas Psikologi. Dan dari sinilah beberapa Fakultas di lingkungan  yang ada di UGM juga ikut tertarik untuk menempel anggrek, dan ternyata hasilnya cukup menggembirakan lantaran mendapat respons positif dan berkembang dengan baik.

Gerakan menanam Anggrek ternyata memperkaya lingkungan kampus serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan staf untuk belajar tentang keanekaragaman tanaman tropis. Pada perkembangannya tanaman-tanaman anggrek tersebut bisa menjadi topik menarik dalam penelitian dan pengajaran di bidang biologi atau pertanian.

Kehadiran anggrek di lingkungan kampus telah memberikan suasana yang menyegarkan dan memperindah estetika universitas. Upaya Aa’ Sentot dalam menanam anggrek di kampus menjadi inspirasi bagi orang lain untuk peduli terhadap keberagaman tanaman lokal.

‘Mudah dan Murah’

Dalam tiga tahun, Aa Sentot telah belajar banyak tentang dunia anggrek. Ia pun tidak sependapat dengan banyak anggapan bahwa menanam atau membudidayakan tanaman Anggrek sulit dan mahal. Hal ini ditemui sampai saat sekarang ini, banyak mengatakan: ‘Nanam anggrek itu sulit, saya menanam anggrek beberapa kali mati dan anggrek itu mahal’. Namun Aa’ Sent menjelaskan:

“Keliru jika orang-orang menyebut menanam Anggrek sulit dan memerlukan biaya mahal. Padahal jika dipraktikan ternyata menanam Anggrek itu mudah dan murah,” ujar Aa’ Sentot sambil menunjukkan data harga Anggrek melalui handphonenya yang diperjual-belikan ternyata murah.

“Ada yang harganya hanya Rp 2.500,” tambahnya.

Baca Juga: Nelayan Banyuwangi Dapat Kapal Rampasan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

Merambah Al Azhar Yogyakarta

Kegemarannya menanam dan merawat anggrek, tak hanya dipraktikan di kampus UGM tapi juga dilakukan di Kampus Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta, baik di Sleman, Bantul maupun Wonosari bahkan menempel juga di Kantor KONI DIY, bahkan pernah nitip anggrek sampai ke UNIDA Universitas Darus Salam Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. 

Langkah Aa’ Sentot untuk memperluas kegiatan merawat anggrek ke Kampus Al Azhar Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam melestarikan keindahan alam dan menciptakan lingkungan indah dan menyegarkan di sekitar wilayah kampus.

Dengan keterlibatannya di berbagai lokasi, ia tidak hanya meningkatkan estetika area kampus tetapi juga memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk menikmati kecantikan anggrek dan memahami pentingnya menjaga lingkungan.

Pendapat Aa’ Sentot tentang merawat anggrek tidak sulit dan harga bibit yang terjangkau sangat menggembirakan. Ini menunjukkan bahwa merawat anggrek tidak hanya bisa menjadi hobi yang menyenangkan tetapi juga dapat diakses oleh berbagai kalangan.

Baca Juga: Bank Muamalat Siapkan Uang Tunai Rp736 Miliar Jelang Idul Fitri

“Dengan pemahaman yang tepat tentang kebutuhan tanaman dan kesediaan untuk belajar, siapa pun dapat menikmati kecantikan dan keunikan anggrek di lingkungan mereka tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar,” ujarnya.

Menurutnya, merawat anggrek tidak selalu sulit, tergantung pada jenis anggrek dan lingkungan tempat tumbuhnya. Beberapa jenis anggrek memang membutuhkan perawatan khusus, tetapi ada juga jenis-jenis anggrek yang lebih mudah dirawat. Selain itu, harga bibit anggrek juga bervariasi tergantung pada jenis, ukuran, dan keunikan spesiesnya.

“Tanam lah Anggrek dari mudah-mudah saja dulu, kalau berhasil baru nanti ke anggrep spesies yang agak rumit,” kata Aa’ Sentot.

Ia menegaskan, dengan pengetahuan yang tepat dan kesabaran dalam merawatnya, anggrek dapat menjadi tanaman yang indah dan memuaskan untuk dipelihara. Ini adalah hobi yang bisa memberikan banyak kegembiraan dan kepuasan bagi para penggemar tanaman anggrek.

Baca Juga: Persiapan Rekrutmen CASN 2024: Kisi-Kisi Tes dan Tahapan Seleksi

Dari kegemarannya menanam anggrek dan membuktikan hasil yang postif, rupanya menjadi perhatian Ketua Yayasan Asram yang juga pemiliki Asram Edupark, Drs. HA. Hafidh Asrom MM., yang menawarkan Aa’ Sentot untuk menanam anggrek di kawasan Asram Edupark.

Dengan adanya penawaran ini, Aa’ Sentot memiliki kesempatan untuk mengembangkan budidaya anggrek sekaligus menghiasi Asram Edupark dengan keindahan anggrek dan memungkinkan untuk edukasi bagi anak didik, siswa, santri Sekolah Islam Al Azhar Yogyakarta.

Saat ini Aa’ Sentot sepertinya menikmati proses merawat anggrek sebagai kegiatan mengisi waktu luang yang menyenangkan. Ia pun belum berpikir ke arah pengembangan budi daya anggrek untuk aspek komersial, meski tidak menutup kemungkinan untuk mengarah ke bisnis, karena bisnis anggrek masih menjanjikan.

Tanaman anggrek sudah seperti keluarga yang perlu untuk dicintai dan memiliki ikatan emosional yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap tanaman yang dirawatnya. Merawat anggrek bukan hanya tentang memelihara tanaman, tetapi juga tentang membangun hubungan yang mendalam dengan alam (empati) dan memberikan perhatian yang penuh kasih kepada setiap individu di lingkungan tersebut.

Tips kecil dari Aa’: Mari kita belajar tentang anggrek, namun kita pun akan banyak belajar dari anggrek. Anggrek bagian ayat-ayat Allah yang sedang mengajarkan kepada kita banyak pelajaran. Salah duanya belajar tentang kesabaran dan keindahan. (Chaidir)

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah