Konsolidasi Akbar Relawan Pemenangan AMIN Tancap Gas Menjemput Kemenangan Pilpres 2024

- 23 Januari 2024, 02:25 WIB
Konsolidasi akbar Timses AMIN.
Konsolidasi akbar Timses AMIN. /Foto : istimewa

DESK DIY - Menjelang berakhirnya masa kampanye Pilpres 2024, Tim Pemenangan AMIN wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan semakin tancap gas. Mereka mengadakan konsolidasi akbar.

“Agenda penting hari ini adalah menyamakan langkah dan memperkuat tekad untuk kemenangan AMIN dan partai pengusung di wilayah Ciayumajakuning”, kata Kang Jamil dari DPC PKB Cirebon yang menjadi motor penggerak konsolidasi ini.

Konsolidasi bertempat di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon, Sabtu 20 Januari 2024. Acara dihadiri oleh  para relawan dari AMIN, para pengurus partai pengusung, para pengasuh pesantren, dan para tokoh masyarakat. Lebih dari 600 orang memadati area pesantren yang bernuansa etnik Indonesiai.

Baca Juga: Hafidh Asrom Soroti Turunnya Daya Saing Paket Wisata Yogyakarta dan Kesejahteraan Kaum Rois

Agenda konsolidasi berlangsung dari jam 10.00 hingga 15.00. Untuk tujuan konsolidasi, panitia menyiapkan pembekalan strategi, mental, dan spiritual yang langsung diberikan oleh Penasihat Timnas AMIN yang juga Pengasuh Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, KH Imam Jazuli Lc MA.

Di hadapan hadirin, Kiai Imam Jazuli menyampaikan poin-poin penting terkait strategi pemenangan. Ia mengajak relawan untuk turun langsung ke rakyat, mengangkat keunggulan pasangan AMIN dari sisi identitas dan agenda perubahan yang diperjuangkan, dan pentingnya memahamkan rakyat mengenai masalah Indonesia dan bahayanya apabila perubahan tidak terjadi sehingga masyarakat perlu AMIN sebagai jawabannya.

Kepada relawan PKB, Kiai Imam berpesan khusus terkait gerakan NU struktural (jajaran PBNU) yang mengajak warga warga NU kultural (masyarakat) agar menjauh dari PKB untuk mendekat ke Paslon 02.

Baca Juga: KAI Logistik Angkut 28 Juta Ton Selama 2023

“Tidak usah dihiraukan karena usaha mereka pengaruhnya hanya nol, nol, koma untuk Pilpres. Tahun 2004, Pak Hasyim jadi wakil Mega, hasilnya tetap kalah, padahal sudah mengerahkan seluruh infrastruktur PBNU. Perolehan suaranya hanya 31.569 juta suara, padahal suara PDIP di tahun 1999 sudah 35.62 juta suara. Karena itu, fokus untuk mendekati NU kultural. Mereka ideologis, sedangkan NU struktural lebih pragmatis,” tegasnya.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah