Strategi Joko Suranto Nahkodai REI : Bikin Database Properti Digital hingga Perjuangkan UU

- 17 Juli 2023, 05:51 WIB
Joko Suranto
Joko Suranto /Foto : Istimewa

DESK DIY, Semarang -- Crazy rich asal Grobogan, Joko Suranto selangkah lagi menjadi Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) periode 2023-2026.

Pria yang kini menjabat Ketua REI Jawa Barat, merupakan calon tunggal dan akan dilantik menahkodai REI melalui Musyawarah Nasional (Munas) REI pada 8 Agustus 2023 mendatang.

Lantas, bagaimana strategi Joko membawa organisasi perusahaan properti tertua dan terbesar di Indonesia menjawab tantangan?

Baca Juga: Sepak Terjang Budi Arie Setiadi yang Akan Dilantik Jadi Menteri Kominfo

Menurut Joko yang juga CEO Buana Kassiti Group itu, sebenarnya industri properti sudah membuktikan diri dalam kontribusi pada bangsa dan negara. Di mana industri properti berkontribusi 14,6 persen atas produk domestik bruto (PDB) nasional, 9,3 persen atas APBN, 31,9 persen atas pendapatan asli daerah (PAD), 40 persen penyediaan infrastruktur dan penerimaan pajak antara 30-70 persen dari transaksi.

“Industri properti terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan industri terkait mencapai lebih dari 175 industri hulu. Tak tanggung-tanggung bisa meyerap 10,2 persen lokal," kata Joko, Minggu (16/7/2023).

Meski begitu, Joko menilai industri properti masih dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang kontraproduktif. Mulai belum siapnya sistem perizinan online single submission, hambatan perizinan seperti persetujuan bangunan gedung dan sawah dilindungi.

Baca Juga: DSI Survei Pasangan Capres-Cawapres Paling Unggul. Ini Data Lengkapnya

“Industri properti menyangkut banyak sektor terkait dengan regulasi lintas tetapi tak sinkron. Juga belum adanya UU khusus mengatur industri properti. Kita akan perjuangkan UU itu. Juga kita butuh kementerian khusus yang tangani perumahan dan pengembangan kawasan," jelasnya.

Joko berkomitmen untuk membawa REI solid, guyub dan berwibawa. Selanjutnya dia juga bertekad menyelesaikan berbagai persoalan yang masih menghambat industri properti. Antara lain dengan membentuk Badan Kajian Strategis (BKS) REI yang berperan sebagai think-tank, mengkaji dan merumuskan solusi persoalan untuk disampaikan kepada pemerintah.

"Kita (REI) menginisiasi database properti digital yang bisa diakses masyarakat. Ini penting, karena data menjadi tolak ukur dan bahan analisis dalam membahas kendala di lapangan," ungkap dia.

Baca Juga: Fiqih Siyasah Turos untuk Bekal Ideologi Politik Santri

"Terpenting saya mendorong sinergi bersama dan merealisasikan kerjasama antara developer besar nasional dan developer daerah," harapnya.

Joko yang juga Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni (IKA UNS) juga memegang kuat nasihat kedua orangtuanya untuk tidak takut berbuat baik. Untuk itu dia meyakini bahwa langkah dan ikhtiar untuk maju sebagai Ketua Umum REI adalah suatu kebaikan. Terlebih REI merupakan organisasi perusahaan properti tertua dan terbesar.

"Dengan tulus dan ikhlas, saya mengabdikan diri untuk REI. Pesan orangtua saya, jangan takut berbuat baik, di antaranya di REI," terang dia. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah