Network
DESK DIY -- Ketika keluarga besar Muhammadiyah merayakan sholat Ied 1 Syawal 1444 H di lapangan dan tempat tempat ibadah lainnya, di pasar ternyata kondisinya tidak seperti biasa.
Pasar penuh sesak warga yang merayakan Lebaran esuk harinya, Sabtu (22-04/2023). Mereka mengistilahkan 'prepegan'. Dengan adanya dua kali sholat Ied, ternyata juga menguntungkan bagi pedagang makanan yang biasa jualan di pasar, hampir seluruh dagangannya ludes, apa saja yang dijual di pasar untuk memenuhi kebutuhan Lebaran diborong habis oleh warga sekitarnya.
Dari rupa rupa daging, sayuran, tempe tahu, bumbon, sampai penjual ketupat dan pedagang bunga juga mendapatkan berkahnya di setiap Lebaran tiba. Untuk Lebaran tahun ini, hampir rata, seluruh pedagang pasar mendapatkan berkah Lebaran atas dagangan yang dijualnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Sosok yang Merakyat dan Pekerja Keras. Simak Profil dan Harta Kekayaannya
Termasuk Mbah Lasmi, 80 tahun, pedagang bunga asal Dusun Jagan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ibu Lasmi menjual bunga sejak dirinya masih perawan, sekitar 60 tahun yang lalu sudah berjualan di Pasar Tradisional Sraten, Mertoyudan kabupaten Magelang.
Ibu Lasmi mengambil posisi jualan di bahu jalan kabupaten atas kota Mungkid, dengan dagangan yang menempel di jalan raya, bukan di dalam pasarnya.
Barang dagangan bunga bunga an itu antara lain bunga jenis: melati, bunga pandan, bubga mawar berbagai jenis, bunga telaseh, dan beberapa pelengkap bunga yang diperuntukkan bagi pembeli, dalam rangka tradisi nyekar ke leluhur di hari lebaran.
Meskipun sebelumnya, saat menjelang puasa ramadhan warga sudah menjalankan tradisi leluhur dengan nyadran, kali ini lebih spesifik sifatnya, dan lebih mengutamakan nyekarnya kepada keluarga di kuburan dimana leluhurnya itu dikebumikan.
Baca Juga: PDI Perjuangan Resmi Calonkan Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024
Mbah Lasmi sebutannya, mendapatkan barang dagangan bunga bungaan ini dari pasar besar di kota Magelang. Mbah Lasmi kulakan dari salah satu pedagang yang sudah menjadi langganan puluhan tahun. Dan keuntungan besar tahunan ini sudah dijalankan Mbah Lasmi laksana mesin saja, pasang surut jualan bunga tidak pernah dihiraukan, prinsip Mbah Lasmi adalah apapun pekerjaan kalau dikerjakan dengan senang hati, berapapun penghasilan yang didapat harus disyukuri dengan cara apa pun.
Itulah Mbah Lasmi yang berjualan bunga di saat prepegan lebaran 1 Syawal 1444 H. (Aris Munandar)
