UPN Veteran Yogyakarta Dampingi Pelaku Industri Jamu Desa Kiringan Hadapi Kendala Pemasaran Digital

Tayang: 12 September 2024, 06:00 WIB
Penulis: M Sayyid
Editor: Tim Desk DIY
 Pemilik Jamu Gendong Mitra Sehat, Sutrisna memperkenalkan produk Es Krim Jamu kepada Tim pengabdian.
Pemilik Jamu Gendong Mitra Sehat, Sutrisna memperkenalkan produk Es Krim Jamu kepada Tim pengabdian. /ISTIMEWA/https://www.upnyk.ac.id

DESK DIY - Dalam upaya mempertahankan eksistensi produk Jamu, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) memberi pendampingan terkait pemasaran digital yang saat ini masih menjadi tantangan para pelaku industri jamu di Desa Kiringan Bantul .

Menanggapi tantangan tersebut, Tim PkM UPN Veteran Yogyakarta berupaya membantu dengan melakukan pendampingan terhadap Desa Wisata Jamu Kiringan, utamanya Jamu gendong Mitra Sehat.

Baca Juga: Berikut 7 Jenis Jamu Herbal yang Bisa Menyehatkan Tubuh Kita

Anggota Tim PkM UPN Veteran Yogyakarta, Yudhy Widya Kusumo mengatakan, bahwa melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan pemasaran digital Jamu Gendhong Mitra Sehat, khususnya dalam penggunaan platform media sosial, semisal Instagram dan TikTok, serta platform e-commerce seperti Shopee.

“Karena potensi yang begitu besar dari UMKM ini, melalui pelatihan dan pendampingan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pasar mereka dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal,” ujar dia.

Sementara Ketua Desa Wisata Kiringan Bantul, Sutrisna menyebut, ada 132 produsen jamu rumahan di wilayahnya. Usaha jamu yang digeluti masyarakat di wilayah tersebut mayoritas merupakan usaha keluarga yang turun temurun diwariskan. Kendati telah lama berkecimpung di usaha ini, lanjut Sutrisna, masyarakat masih kesulitan di bidang pemasaran.

“Pasarnya (produk jamu) ada. Hanya saja kami masih kesulitan untuk pemasaran digital,” ucap Pemilik Jamu Gendong Mitra Sehat ini.

Sutrisna mengungkapkan, selama ini pemasaran yang dilakukan masih terbilang tradisional, antara lain penjualan langsung ataupun pameran produk bersama pemerintah kabupaten setempat. Padahal, dirinya menyadari di era digital saat ini, pemasaran digital diperlukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

“Contohnya selai jamu, jamu bubuk, permen jamu, es krim jamu dan lain sebagaianya,” ujar lelaki yang kerap disapa Tris itu.

Halaman:

Sumber: DESK DIY Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub