DESK DIY, Bantul -- Warga Padukuhan Pringgading Kalurahan Guwosari, Kec. Pajangan Bantul mengikuti acara nyadran dalam rangka menghadapi masuknya bulan suci Ramadhan.
Acara di adakan di balai pemakaman Darurrokah, Pringgading, Sabtu malam (18/3/2023), dihadiri tokoh agama dan masyarakat.
Dalam kegiatan nyadran diisi oleh pembacaan ayat-ayat suci Alquran, dzikir, dan doa. Pembacaan tahlil dipimpin ustadz Muhidin dan ceramah agama oleh KH Drs H Muchlasin.
Baca Juga: Pilih Baju Koko Premiun Kombinasi Batik untuk Lebaran
KH Muchlasin dalam ceramahnya mengatakan, berbuat baik kepada orangtua merupakan kewajiban. Berbakti kepada orangtua diamanahkan oleh Alquran.
"Allah sudah menetapkan wajib menyembah kepada Allah dan berbakti kepada orangtua," ujarnya.
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Baca Juga: Erman Suparno Apresiasi IPHI DIY Dirikan LAZIS dan LBH
Di minggu terakhir sebelum bulan puasa, orang Jawa mementingkan ke kuburan orangtua atau leluhurnya. Orang menyebut dengan "nyadran" yang merupakan cara untuk mengagungkan, menghormati, dan mendoakan ruh leluhur.
Dalam tradisi orang Jawa, sebelum memasuki bulan Ramadan, orang dari perantauan kembali ke kampung masing-masing hanya untuk melakukan ritual "nyadran" ini. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi kebudayaan yang terjadi hampir setiap kampung di Jawa. ***