Ketika Aa’ Sentot Jatuh Cinta Pada Anggrek

- 3 April 2024, 14:35 WIB
Aa' Sentot dan sahabatnya saat menempel anggrek di Kampus UGM.
Aa' Sentot dan sahabatnya saat menempel anggrek di Kampus UGM. /Foto : Chaidir

Maka gagasan itu ia mulai dengan memanfaatkan halaman Masjid Kampus (Maskam) UGM. Aa’ Sentot pun mengajak sejumlah sahabat, kolega dan alumni untuk ikut membantu gerakan tanam anggrek. “Ternyata sambutan dari teman-teman, kolega dan alumni cukup antusias untuk membantu dana yang kemudian dibelikan berbagai macam jenis Anggrek. Dari halaman Masjid Kampus itu saya memulai tanam anggrek, dan sampai sekarang masih terawat dengan baik,” ujar Aa’ Sentot.

Aa' Sentot sedang merawat anggrek.
Aa' Sentot sedang merawat anggrek. Foto : Chaidir

Langkah Aa’ Sentot untuk mulai menanam anggrek di halaman Masjid Kampus adalah inisiatif yang sangat positif. Selain memberikan keindahan estetika, penanaman anggrek juga dapat menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan serta memberikan manfaat ekologis seperti meningkatkan keberagaman hayati dan memperbaiki kualitas udara. Di samping itu juga secara tidak sadar membantu petani anggrek serta penjual anggrek, karena dalam berburu (istilah Aa’) sampai ke berbagai tempat dan jua beli secara on line.

Selain itu, adanya tanaman anggrek di sekitar kampus juga dapat menjadi tempat penelitian dan pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa dan staf dosen Fakultas lain, terutama dari Mahasiswa dan Dosen Fakultas Biologi UGM yang memiliki Komunitas Pencinta Anggrek. Upayanya memberikan dampak positif yang luas bagi lingkungan kampus dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk melakukan hal serupa.

Baca Juga: 31 rumah di Ciangsana Rusak Terdampak Ledakan Gudang Amunisi

Inisiatif Aa’ Sentot dalam memperindah area Masjid Kampus dengan anggrek tidak hanya memberikan manfaat visual, tetapi juga meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati.

Melebar ke Fakultas

Usai gerakan tanam anggrek di Masjid Kampus, pria yang humoris dan senang memberikan hadiah saat ada acara itu kemudian melanjutkan perjuangannya ke Fakultas Psikologi, karena yang memberikan donasi salah satunya dari Alumni Psikologi, maka nempel anggreknya dilakukan di Fakultas Psikologi. Dan dari sinilah beberapa Fakultas di lingkungan  yang ada di UGM juga ikut tertarik untuk menempel anggrek, dan ternyata hasilnya cukup menggembirakan lantaran mendapat respons positif dan berkembang dengan baik.

Gerakan menanam Anggrek ternyata memperkaya lingkungan kampus serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan staf untuk belajar tentang keanekaragaman tanaman tropis. Pada perkembangannya tanaman-tanaman anggrek tersebut bisa menjadi topik menarik dalam penelitian dan pengajaran di bidang biologi atau pertanian.

Kehadiran anggrek di lingkungan kampus telah memberikan suasana yang menyegarkan dan memperindah estetika universitas. Upaya Aa’ Sentot dalam menanam anggrek di kampus menjadi inspirasi bagi orang lain untuk peduli terhadap keberagaman tanaman lokal.

‘Mudah dan Murah’

Dalam tiga tahun, Aa Sentot telah belajar banyak tentang dunia anggrek. Ia pun tidak sependapat dengan banyak anggapan bahwa menanam atau membudidayakan tanaman Anggrek sulit dan mahal. Hal ini ditemui sampai saat sekarang ini, banyak mengatakan: ‘Nanam anggrek itu sulit, saya menanam anggrek beberapa kali mati dan anggrek itu mahal’. Namun Aa’ Sent menjelaskan:

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah