Network
DESK DIY -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) bertekad ikut berpartisipasi mengatasi masalah-masalah yang muncul di daerah yang istimewa ini.
Partisipasi tersebut seperti meredam kekerasan jalanan, kekerasan berbasis perbedaan suku dan agama, meredam berkembangnya faham agama transnasional yang tidak cocok dengan pola kehidupan dan kultur Yogya.
Demikian antara lain disampaikan oleh Ketua PWM DIY Ustadz Muhammad Ikhwan Ahada SAg MA pada acara pengukuhan dan peneguhan visi, misi dan komitmen anggota Majelis dan Lembaga di lingkungan PWM DIY di Aula Masjid KH Sudjak kompleks PKU Muhammadiyah Gamping, Rabu (17/5/2023).
Baca Juga: Balinale 2023 Hadirkan Film Peraih Penghargaan dari Seluruh Dunia
Aula terlihat penuh sesak oleh lebih 500
orang dari 648 anggota Majelis dan Lembaga sebagai badan pembantu PWM DIY. PWM DIY periode 2022-2927 ini dalam melaksanakan tugasnya menerjemahkan hasil Keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta 2022 dan sekaligus hasil Keputusan Musywil di kampus Universitas Aisyiyah Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Untuk periode ini, formasi keanggotaan pimpinan harian dibantu oleh majelis dan lembaga didominasi oleh mereka yang masih berusia produktif. 80 persen dari aktivis Muhammadiyah ini berusia di bawah lima puluh tahun.
Melihat suasana pertemuan di Aula Masjid KH Sudjak ini, juga saat momentum potret bersama setiap majelis dan lembaga terasa mereka sangat kompak. Mereka banyak yang merupakan kader organisasi otonom (Ortom) Muhamadiyah dan banyak yang menikmati pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Baca Juga: Khalwat, Menikmati Kesendirian Bersama Tuhan
Selain bertekad untuk ikut menyelesaikan masalah masalah penting di DIY, PWM DIY akan mencanangkan program unggulan dengan maksud mengangkat masyarakat DIY menjadi masyarakat unggulan (khoiro ummah).
